hal yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan itu adalah kemiskinan dan kesenjangan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berupaya menjaga kebinekaan Indonesia dengan terus berusaha mengurangi tingkat kemiskinan di desa melalui pemanfaatan dana desa.

"Salah satu hal yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan itu adalah kemiskinan dan kesenjangan," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo kepada ANTARA usai mengisi acara peluncuran buku Rural Economics III, Menguatkan Pilar Ekonomi Desa di Kemendes PDTT, Jakarta, Selasa (15/10).

Ia mengatakan bahwa salah satu yang membuat Indonesia menjadi besar dan akan besar lagi adalah persatuan dan kesatuan. Karena itu, Kemendes PDTT mengapresiasi kebinekaan itu dan juga turut berupaya menjaganya.

Baca juga: Kemendes PDTT dorong ekonomi desa dengan empat program unggulan

Negara Indonesia, katanya, dibangun atas dasar kesepakatan lebih darj 700 etnis, bermacam-macam agama yang tersebar di 17 ribu pulau.

Salah satu yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan, menurutnya, adalah kemiskinan dan kesenjangan.

Oleh karena itu, pemerintah, katanya, sangat memperhatikan upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial dengan mengalokasikan dana desa untuk dimanfaatkan bagi pembangunan desa.

Ia menyebutkan dana tersebut akan diperbesar lagi sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Dengan dana desa yang telah dialokasikan selama lima tahun terakhir, menteri desa mengatakan bahwa dana tersebut telah terbukti mengurangi kemiskinan secara sistematik.

"Terjadi pengurangan kemiskinan yang sangat besar di desa-desa," katanya.

Dia berharap program tersebut dapat turut merawat kebinekaan, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

"Mudah-mudahan di 2050 nanti kita bisa benar-benar menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor empat di dunia," katanya.

Baca juga: ANTARA: Buku Rural Ekonomics III gambar jelas visi misi Kemendes PDTT

Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019