Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik tipis di perdagangan Asia pada Senin pagi, mempertahankan keuntungan dua persen dari perdagangan Jumat (11/10) di tengah ketegangan geopolitik baru di Timur Tengah, serta mengendurnya perang perdagangan AS-China ikut mendukung sentimen pasar.

Minyak mentah berjangka Brent naik sembilan sen menjadi diperdagangkan di 60,60 dolar AS per barel pada pukul 12.08 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di 54,79 dolar AS per barel, naik sembilan sen.

Kedua kontrak naik lebih dari tiga persen minggu lalu, kenaikan mingguan pertama mereka dalam tiga minggu terakhir.

Baca juga: Harga minyak naik tajam, dipicu 2 ledakan kapal tanker Iran

Sebagian besar keuntungan diraih pada Jumat (11/10) setelah sebuah tanker minyak Iran diserang di lepas pantai Arab Saudi di Laut Merah. Investigasi sedang dilakukan untuk menentukan apakah kapal tanker itu terkena rudal, yang dapat meningkatkan ketegangan antara Teheran dan Riyadh jika dikonfirmasi.

Munculnya kesepakatan perdagangan fase pertama antara Amerika Serikat dan China dan langkah niat baik oleh Washington untuk menangguhkan tarif yang mengancam produk-produk China juga mengangkat pasar keuangan global.

Investor tetap berhati-hati mengingat beberapa rincian dari perundingan tersebut belum muncul, sementara itu mungkin butuh lima minggu bagi kedua negara untuk menandatangani pakta.

Baca juga: Ekspektasi penurunan produksi OPEC dorong harga minyak naik

"Para pedagang memandang kesepakatan itu secara tentatif karena penurunan tarif jauh dari menjembatani kesenjangan kepercayaan kritis yang merupakan penghapusan implisit potongan signifikan dari tarif yang ada," kata Stephen Innes, ahli strategi pasar Asia Pasifik di AxiTrader dalam sebuah catatan.

"Perjanjian kecil ini bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk diperbaiki."

Baca juga: Harga minyak bervariasi saat stok AS naik dan ketegangan Timur Tengah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019