"Setiap agama intinya mengajarkan bagaimana kita menghargai harkat martabat kemanusiaan," kata Menteri Agama, menanggapi penusukan atas Menkopolhukam Wiranto.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa setiap agama menolak cara-cara kekerasan dalam mengatasi persoalan, seiring dugaan pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto yang terpapar paham radikal.

"Setiap agama intinya mengajarkan bagaimana kita menghargai harkat martabat kemanusiaan," katanya, usai menjenguk Wiranto, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis malam.
Baca juga: Pelaku penusukan Wiranto kelompok radikal, Menag: Biar polisi dalami

Lukman menjelaskan bahwa inti pokok ajaran setiap agama adalah untuk kemanusiaan itu sendiri karena agama diturunkan memang untuk manusia.

Sebesar, sekeras, dan setajam apa pun perbedaan yang ada, kata dia, jangan sampai kemudian atas nama agama justru melakukan tindakan yang bertolak belakang inti pokok ajaran agama, yaitu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Kemenag terus berupaya mensosialisasikan dan menebarkan pemahaman moderasi beragama, termasuk dengan melibatkan seluruh organisasi kemasyarakatan keagamaan untuk berperan aktif.

"Bukan agama yang dimoderasi, tetapi cara kita beragama, cara kita memahami ajaran agama, mengamalkan itulah yang harus dimoderasi," katanya pula.
Baca juga: Kondisi Wiranto, Menkominfo: Tunggu informasi dari Polri

Dalam artian, kata Lukman lagi, pemeluk agama jangan sampai terjebak dan terperosok tindakan berlebihan atau ekstrem.

Menkopolhukam sekaligus Ketua Umum PP PBSI Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal saat melakukan kunjungan kerja di Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Kamis siang.

Akibat penyerangan tersebut, Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan di perut dan sempat dirawat di RSUD Berkah, Pandeglang, kemudian dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

Terduga pelaku penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto bernama SA alias Abu Rara diduga terpapar paham radikal.

"Terduga pelaku saat ini sudah diamankan di Polres Pandeglang dan masih diperiksa oleh Polres Pandeglang, Polda Banten dibantu Densus 88. Diduga pelaku terpapar radikal ISIS," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pramono sampaikan Presiden Jokowi minta tingkatkan pengamanan pejabat

Sedangkan dugaan afiliasi pelaku dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia masih didalami.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019