Penajam (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, membutuhkan tambahan mesin portabel untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu yang lokasinya sulit dijangkau mobil pemadam kebakaran.

Kepala Ex-Officio BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Tohar saat ditemui Kamis mengatakan BPBD memerlukan tambahan mesin portabel berkapasitas besar untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: BPBD sebut potensi karhutla di Penajam cukup tinggi

"Kebutuhan mesin portabel dengan kapasitas besar itu untuk menangani karhutla di wilayah yang sulit diakses mobil pemadam kebakaran. Perlu ditambah dua atau tiga unit mesin portabel berkapasitas besar," ujar Tohar yang juga Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara.

Peristiwa kebakaran lahan di wilayah Kelurahan Petung dan Desa Giripurwa, kata dia, sulit diakses mobil pemadam kebakaran karena lokasinya jauh dari akses jalan.

Baca juga: Dinas Penanggulangan Kebakaran Penajam perluas pengawasan karhutla

Tambahan mesin portabel dengan kapasitas besar tersebut juga sebagai upaya mengantisipasi kejadian kebakaran hutan dan lahan di lokasi yang jauh dari sumber air.

"Petugas di lapangan kesulitan memadamkan api dengan kondisi seperti itu karena mesin portabel berkapasitas besar saat ini hanya ada satu unit," kata Tohar.

Baca juga: Kabut asap di Penajam pekat pada malam hingga pagi

Ia juga meminta mobil pemadam kebakaran beserta selang air selalu disiagakan, kendati beberapa hari terakhir hujan mengguyur wilayah Penajam Paser Utara.

"Beberapa hari terakhir telah turun hujan, tapi kami minta tetap siaga dan waspada terhadap potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan," ucap Tohar.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga meminta kepala desa dan lurah memetakan potensi kerawanan kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya masing-masing.

"Desa dan kelurahan di Kabupaten Penajam Paser Utara yang lokasinya sulit dijangkau juga diminta untuk membuat embung persediaan air untuk pemadaman kebakaran," katanya.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019