Komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan perusahaan, berkontribusi sebesar Rp9,61 triliun atau 67 persen dari total penjualan bersih semester I 2019
Jakarta (ANTARA) - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) membukukan laba bersih semester I 2019 sebesar Rp365,75 miliar tumbuh 6,17 persen dibandingkan semester I 2018 sebesar Rp344,45 miliar.

Saat yang bersamaan, ANTAM meraup pendapatan sebesar Rp14,43 trilun, tumbuh 22,08 persen dibandingkan periode sama tahun 2018 sebesar Rp11,82 triliun.

"Komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan perusahaan, berkontribusi sebesar Rp9,61 triliun atau 67 persen dari total penjualan bersih semester I 2019," kata Sekretaris Perusahaan ANTAM Kunto Hendrapawoko, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Waspada potensi penipuan lelang dan PO emas Antam

Sepanjang semester I 2019 total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai sebesar 979 kg (31.476 troy oz.)

Tingkat volume penjualan emas ANTAM tercatat sebesar 15.741 kg (506.084 troy oz.) tumbuh sebesar 14 persen dibandingkan semester I 2018 yang mencapai 13.760 kg (442.394 troy oz.).

"Peningkatan penjualan emas seiring dengan upaya ANTAM meningkatkan utilitas pengolahan pabrik pemurnian serta pengembangan pasar emas ANTAM baik domestik dan ekspor yang didukung dengan pegembangan inovasi produk logam mulia ANTAM," ujar Kunto.

Penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih ANTAM, dengan nilai penjualan sebesar Rp2,31 triliun atau 16 persen dari total penjualan bersih semester I 2019.

Sepanjang semester I 2019, volume produksi feronikel mencapai 13.017 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik dari peride sama tahun 2018 sebesar 12.811 TNi, dengan penjualan sebesar 13.157 TNi atau naik sebesar 5 persen dari sebelumnya 12.579 TNi.

Komoditas lainya, volume produksi bijih nikel tercatat 4,79 juta wet metric ton (wmt), atau naik 27 persen dibandingkan semester I 2018 sebesar 3,77 juta wmt.

Penjualan bijih nikel tercatat sebesar 3,90 juta wmt, tumbuh sebesar 103 persen dibandingkan dengan volume penjualan semester I 2018 sebesar 1,92 juta wmt, dengan pendapatan dari bijih nikel semester I sebesar Rp1,76 triliun tumbuh 107 persen year on year (YoY).

Sedangkan produksi bauksit mencapai 597 ribu wmt, naik sebesar 43 persen (YoY) dengan volume penjualan bauksit mencapai 611 ribu wmt atau naik sebesar 138 persen YoY. Perusahaan mencatatkan pendapatan dari komoditas bauksit sebesar Rp296 miliar, tumbuh 136 persen.

Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerja sama dengan PT INALUM (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGA per tahun.

Baca juga: Bank Mandiri "refinancing" pinjaman investasi Antam Rp1,8 triliun
Baca juga: Produk UMKM binaan Antam tembus pasar internasional

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019