Hong Kong (ANTARA) - Kepolisian Kong Kong menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran antipemerintah pada Minggu menyusul pengumuman bahwa sang pemimpin, Carrie Lam, akan merayakan Hari Nasional di Beijing, China daratan, pada 1 Oktober mendatang.

Dia akan berangkat ke Beijing pada Senin (30/9) dan dijadwalkan kembali ke Hong Kong pada Selasa (1/10) malam melalui jalur darat untuk menghindari kemungkinan bentrokan terjadi di bandara, sebagaimana menjadi sasaran paling populer bagi para pengunjuk rasa.

Sebelumnya, Lam telah mengirimkan undangan untuk upacara pengibaran bendera dan peringatan hari berdirinya negara China yang ke 70 tahun di Convention and Exhibition Centre di wilayah Wan Chai.

Baca juga: Carrie Lam akan gelar dialog dengan demonstran Hong Kong

Belum jelas apa yang membuat Lam berubah pikiran hingga dirinya sendiri tidak akan menghadiri perayaan itu dan malah akan diwakilkan oleh Kepala Sekretaris Administrasi, Matthew Cheung Kin-chung.

Bentrokan di kawasan perbelanjaan Causeway Bay itu terjadi setelah malam sebelumnya pertikaian disertai kekerasan juga pecah antara polisi dengan demonstran prodemokrasi.

Beberapa toko tutup karena telah menduga demonstrasi lanjutan masih akan muncul, sementara pengelola kereta MTR akan memangkas layanannya.

Baca juga: Kerusuhan Hong Kong jadi lebih serius, tapi pemerintah mengendalikan

Para pengunjuk rasa menyuarakan slogan antipemerintah di salah satu pusat perbelanjaan, sedangkan pengunjuk rasa yang pro China menyanyikan lagu kebangsaan China di Puncak Victoria dengan kondisi sinar matahari yang terik.

Sekitar 200 orang pro-China berpakaian kaos merah berkumpul di puncak tersebut pada tengah hari. Selain menyanyikan lagu kebangsaan China, mereka juga menyuarakan "I love China."

Seorang demonstran dengan tempelan bendera China di pipi, yang merupakan ibu rumah tangga berusia 40 tahun, Angela, menyebut para pengunjuk rasa pro demokrasi adalah penjahat.

"Jika pemerintah mengambil langkah kekerasan tanpa menjadikan kami sasaran, kami telah cukup mentoleransi. Saya kira saya merasa emosional di sini karena kerusuhan itu membuat tidak aman untuk pergi keluar," kata Angela.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pemerintah China tidak akan izinkan pimpinan Hong Kong mundur

Penerjemah: Suwanti
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019