Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbagi kisah mengenai pemberdayaan perempuan Indonesia saat menjadi panelis dalam diskusi panel tingkat menteri bertajuk "Cerita Baik HAM" di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.

"Di Indonesia pemberdayaan perempuan telah berhasil mengubah pola pikir mengenai perempuan, dari perempuan sebagai korban yang lemah menjadi perempuan yang kuat dan berani," kata Menlu Retno Marsudi dalam panel diskusi tersebut, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Diskusi panel yang bertajuk "Cerita Baik HAM" tersebut juga dihadiri oleh Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet dan sejumlah menteri serta pejabat tinggi dari berbagai kawasan.

Retno menjelaskan bahwa keberhasilan Indonesia dalam mendorong pemberdayaan perempuan merupakan kolaborasi program yang baik antara pemerintah dan masyarakat sipil. Program-program kolaboratif tersebut tercermin dalam dua program besar.
Baca juga: Menlu RI bahas isu ekonomi, perempuan dalam rangkaian bilateral di PBB

Pertama, pemerintah Indonesia menjadikan para perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi. Perempuan ditempatkan sebagai motor perdamaian dalam komunitas.

"Program Peace Village Initiative, adalah contoh nyata kolaborasi masyarakat madani dengan pemerintah dalam rangka mempromosikan peranan perempuan di dalam keluarga, komunitas dan pemerintah lokal," ujar Retno.

Peace Village Initiative adalah program yang digagas oleh Wahid Institute untuk menangkal bahaya radikalisme melalui pemberdayaan komunitas.

Kedua, pemerintah Indonesia menjadikan para perempuan sebagai agen kesejahteraan.

Saat ini, akses keuangan kepada perempuan merupakan salah satu masalah utama dalam membangun kesejahteraan. Menlu Retno menjelaskan bahwa untuk mengatasi hal itu, pemerintah RI telah menyiapkan program untuk membuka akses keuangan.

"Program UMI dan MEKAAR telah memberikan akses keuangan untuk keperluan kewirausahaan kepada 10 juta perempuan di Indonesia," ucap Retno.

Tidak hanya berhenti pada tingkat lokal, pemerintah Indonesia juga mendorong pemberdayaan perempuan di Palestina dan Afghanistan.

Di Palestina, Indonesia telah memberikan bantuan bagi perempuan di tempat pengungsi di Yordania melalui program literasi bisnis dan kewirausahaan.

Sementara di Afghanistan, Indonesia pada tahun ini telah memberikan program pembangunan kapasitas untuk 100 orang Afghanistan, 12 di antaranya perempuan. Selain itu, Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Perempuan untuk Perdamaian di Afghanistan.

Diskusi panel bertajuk "Cerita Baik HAM" merupakan kegiatan inisiatif yang bertujuan khusus untuk mendorong penghormatan dan perlindungan HAM di seluruh dunia. Diskusi yang dituan-rumahi Uni Eropa tersebut tahun ini bertemakan "menciptakan hidup yang lebih baik dari kandungan: promosi dan perlindungan hak-hak perempuan dan anak".

Cerita Baik HAM merupakan inisiatif Indonesia bersama dengan 12 negara lain dan Uni Eropa. Anggota inisiatif itu adalah Uni Eropa, Argentina, Burkina Faso, Cape Verde, Chile, Georgia, Indonesia, Selandia Baru, Norwegia, Peru, Korea Selatan, Gambia, Tunisia, dan Uruguay.

Tujuan inisatif ini adalah untuk menampilkan contoh baik dari penghormatan dan implementasi hak asasi manusia.

Baca juga: EU berkomitmen soal pemberdayaan perempuan dalam ARISE+ Indonesia
Baca juga: Kemenhub dukung perempuan Indonesia berkiprah di sektor maritim
Baca juga: Kerja sama ekonomi jadi bahasan pertemuan bilateral Menlu Retno di PBB

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019