Pengembangan inovasi produk ini bisa sebagai subsitusi impor karena mayoritas alat kesehatan kita masih impor
Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Gadjah Mada siap memproduksi alat kesehatan yang akan dikembangkan sendiri melalui pabriknya yang berada di kawasan "UGM Science and Techno Park (UGM STP)" di Purwomartani, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna Sugarda di Yogyakarta, Rabu, mengatakan alat kesehatan yang akan diproduksi bersama Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) meliputi alat sedot cairan bagi penderita hidroscepalus, ring jantung, serta alat deteksi kanker nasopharing.

"Pengembangan inovasi produk ini bisa sebagai subsitusi impor karena mayoritas alat kesehatan kita masih impor," katanya usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan ketua Umum Aspaki Ade Tarya Hidayat.

Menurut dia selain alat kesehatan, UGM juga berencana memproduksi bahan baku obat parasetamol karena bahan baku parasetamol yang beredar saat ini masih impor.

"Bagaimana obat kita bisa murah jika kita masih impor parasetamol sehingga persaingan obat kita sendiri selalu dimenangkan oleh asing," kata dia.

Kerja sama dengan asosiasi produsen alat kesehatan ini, katanya, diharapkan bisa mendukung upaya UGM untuk memproduksi obat dan alat kesehatan sendiri agar bisa mewujudkan kemandirian bangsa dalam bidang kesehatan serta mengisi kesenjangan antara industri dan kampus.

"Tantangan kita mengisi gap antara pihak industri dan kampus, tentu harus didukung regulasi dari pemerintah dan bermanfaat untuk masyarakat luas," kata Paripurna Sugarda.

Baca juga: FK UGM teliti tanaman untuk obati kanker

Baca juga: Mahasiswa UGM perkenalkan jamu ke Jerman


Ketua Aspaki Ade Tarya Hidayat mengapresiasi inisiatif UGM menggandeng Aspaki untuk mendukung diproduksinya alat kesehatan buatan dalam negeri.

Menurut Ade, Indonesia termasuk tertinggal dalam urusan produksi alat kesehatan sendiri dibanding dengan negara lain. Pengadaan alat kesehatan di rumah sakit hingga kini masih bergantung dengan produk impor.

"Saya salut STP UGM sudah ada hasil nyata, mudah-mudahan bisa memberikan inspirasi dan teladan bagi kampus yang lain," kata dia.

Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi (PUI) UGM Hargo Utomo mengatakan ada sepuluh produk obat dan alat kesehatan yang kini dalam proses pengajuan paten yang kemungkinan akan diproduksi melalui STP UGM.

"Ada 10 produk dalam proses paten, untuk stent jantung belum kita rilis, tunggu waktu," katanya.

Baca juga: Mahasiswa UGM kembangkan rompi kesehatan

Baca juga: Mahasiswa UGM kembangkan obat herbal sembuhkan inflamasi

Baca juga: Mahasiswa UGM kembangkan kalender edukasi gigi

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019