Palembang (ANTARA) - Sebanyak 28 mahasiswa harus dilarikan ke Rumah Sakit Charitas Palembang akibat kericuhan antara mahasiswa dan polisi di depan Kantor DPRD Kota Palembang.

Pantauan ANTARA, Selasa, tampak IGD Rumah Sakit Charitas Palembang ramai oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Mereka menunggu rekan-rekannya yang sedang dirawat.

"Mata saya terkena gas air mata, pedih sekali rasanya," kata korban kericuhan dari STIK Bina Sriwijaya Atia saat keluar dari IGD.

Baca juga: Polisi ingatkan mahasiswa tak demo sampai malam

Baca juga: IKJ gelar teaterikal pada aksi mahasiswa

Baca juga: Demo mahasiswa, oknum petugas penganiaya Wartawan ANTARA diproses


RS Charitas merilis nama-nama korban yang didominasi mahasiswa Unsri, berikut daftar para korban:

Agit Mundian - Unsri
Feby - Unsri
Reina - Unsri
Hepsa - Unsri
Nafela - Unsri
Ratna Sari - Unsri
Brigita - Unsri
Delia - Unsri
Erka - Unsri
Rima - Unsri
Puspa - Unsri
Putri - UMP
Elista - UMP
Iga - UMP
Puspa - UMP
Elsa Oktarina - UMP
Chandra - UPGRI
Selvi - UPGRI
Dea - UPGRI
Saffa - UIGM
Bella - UIGM
Anna - UIGM
Icha - UIN RFP
Umita - UIN RFP
Tia - STIK Bina Sriwijaya
Ratna Sari - STIK Bina Sriwijaya
Diman - Poltekes
Tasya - Polsri

Umumnya mereka mengalami sesak napas, mata perih, dan luka akibat terinjak-injak saat kericuhan berlangsung. Namun, sebagian mahasiswa sudah diizinkan pulang.

Pada kesempatan itu, pewarta tidak diizinkan masuk ke ruang perawatan karena akses dibatasi RS Charitas Palembang.

Sementara itu, Wakil Rektor UIN Raden Fatah Palembang Ismail Sukardi menyayangkan banyaknya jatuh korban dari mahasiswa.

"Padahal, mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi. Apalagi, aksi mereka itu mengangkat isu nasional yang di daerah-daerah lain juga ada demo," ujar Ismail Sukardi usai menjenguk korban mahasiswa di RS Charitas.
Sisa-sisa kericuhan demo mahasiswa Sesumsel di DPRD Sumsel, Selasa (24-9-2019). ANTARA/Aziz Munajar)


Sementara itu, aksi demo di depan Gedung DPRD Provinsi Sumsel bubar setelah Ketua DPRD Provinsi Sumsel R.A. Anita menemui massa.

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019