Malang (ANTARA) - Tim Heavynano Studio dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (Filkom UB) Malang berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam COMPFEST 11 Tahun 2019 yaitu Game of The Year untuk kategori Indie Game Ignite.

Heavynano Studio terdiri atas tiga orang mahasiswa Filkom, yakni Wildan Rahmat Ramadhan selaku programmer (TIF/2016), Mujiburrahman Haekal Fajry selaku penata musik dan design gameplay (TIF/2017) serta Vivian Dzikriany Azis selaku art designer (SI/2016).

"Karya yang kami buat bersama tim ini kami beri nama Melody of The Light, yaitu sebuah game yang bergenre Bullet Hell Metroidvania dengan konsep open world yang berfokus pada eksplorasi," kata Mujiburrahman Haekal Fajry selaku penata musik dan design gameplay Bullet Hell Metroidvania di Malang, Kamis.

Baca juga: Zynga luncurkan game puzzle petualangan baru yang memukau, Merge Magic!

Ia menerangkan game ini terinspirasi dari game yang sudah ada sebelumnya, di antaranya Symphony of the Night, Metroid, dan Touhou. Game ini menggunakan art style berupa pixel art. Konsep ini diangkat karena belakangan ini pixel art mulai kembali menjadi trend yang berkembang.

Game ini, lanjutnya, menceritakan tentang seorang perempuan bernama Kinanthi yang mencari ayahnya di dalam dunia bernama The Origin. Kinanthi harus mengumpulkan item dan mendapatkan skill untuk bisa mencapai tujuannya.

Menurut Haekal, yang menjadikan Melody of The Light berbeda dengan game lain adalah tambahan nuansa kultur Nusantara yang dimasukkan kedalamnya. Game ini mengambil inspirasi dari hantu-hantu khas Nusantara, seperti Moto Satampah, Banaspati dan Jelangkung sebagai monster yang harus ditaklukkan dalam game.

Fitur dari game eksplorasi ini terdiri dari secret place, boss fight, shop, equipment system dengan berbagai macam item yang dapat dikombinasikan menjadi build item (contoh roam, fight, farm) sehingga mempermudah player dalam kondisi tertentu.

Baca juga: AKG Games kerja sama dengan Blizzard Entertainment

"Kami menambahkan fitur-fitur tersebut agar player benar-benar dapat merasakan sensasi dari eksplorasi atau petualangan dari game ini,” jelas Haekal.

Dengan dinobatkannya Melody of The Light sebagai Game of The Year, tim Heavynano Studio berhak atas hadiah berupa dana pengembangan senilai Rp10 juta.

Sementara itu, Wildan menambahkan rencananya dana tersebut akan digunakan sebagai modal untuk meluncurkan gamenya di STEAM, sebuah platform distribusi digital milik pengembang dan penerbit game Personal Computer (PC) asal Amerika Serikat.

"Kami menargetkan pasar Melody of The Light untuk pengguna PC melalui STEAM. Game ini dibuat untuk pecinta game yang bergenre Bullet Hell dan Metroidvania dengan konsep open world, sehingga dapat dieksplorasi setiap detail tempat yang ada," kata Wildan.

Baca juga: Main di web series Ragnarok, Brandon Salim jadi ketagihan main game

Vivian menambahkan dirinya bersama tim mengaku sangat senang bisa ikut serta dalam kompetisi tersebut. Banyak hal yang bisa didapat, terutama karena di kompetisi tersebut peserta bisa mendapatkan ilmu dari kegiatan mentoring bersama senior yang lebih berpengalaman di dunia game development.

Selain itu, peserta juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan teman baru yang tidak hanya terdiri dari mahasiswa, namun juga para profesional dari berbagai studio game developer. "Oleh karena itu, terlepas dari reward yang telah diberikan, pengalaman selama dua hari bersama orang-orang hebat di bidang game development merupakan pengalaman yang tak ternilai harganya," ucap Vivian.

COMPFEST adalah kompetisi tahunan bidang Teknologi Informasi skala nasional yang diselenggarakan oleh FASILKOM UI. Pada COMPFEST 11 Tahun 2019 terdapat enam kategori yang dikompetisikan, meliputi Business IT Case, Capture The Flag, Competitive Programming Contest, Indie Game Ignite dan Innovative App Competition.

Baca juga: Lucasfilm akan luncurkan gim ponsel LEGO Star Wars Battles
 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019