Jakarta (ANTARA) - "Hari itu sudah dekat, (hari di mana) kehidupan rakyat Tajikistan yang merdeka dan berdaulat akan berkembang berkali lipat dan ekonomi Tajik menguat dan meningkat secara nyata," kata Presiden Emomali Rahmon dengan suara baritonnya.

Sontak ribuan orang yang hadir di lapangan terbuka di kawasan bendungan Rogun serentak berdiri dan bertepuk tangan. Bendera merah-putih-hijau negara Tajikistan pun berkibar di tangan-tangan para pekerja proyek bendungan.

Hari itu, Senin, 9 September 2019, Tajikistan merayakan 28 tahun kemerdekaannya setelah lepas dari Uni Soviet. Presiden Tajikistan Emomali Rahmon memilih area bendungan Rogun di Provinsi Kathlon, sekitar 110 km arah tenggara Dushanbe, ibu kota negara, untuk menyampaikan pidato kenegaraan.
 
Para pekerja dan warga menyaksikan pidato Presiden Tajikistan Emomali Rahmon saat peresmian pengoperasian turbin kedua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rogun, Tajikistan, Senin (9/9/2019). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo. 

Sebelum berpidato di hadapan para undangan yang antara lain terdiri atas para duta besar negara sahabat, wartawan mancanegara, pejabat pemerintahan, cendekiawan, militer, dan pekerja proyek bendungan, Presiden Rahmon meresmikan beroperasinya turbin kedua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Rogun.

"Pengoperasian turbin kedua di hari kemerdekaan ini adalah hadiah yang sangat berharga bagi rakyat Tajikistan," kata Presiden Rahmon di podium yang diletakkan persis di tengah panggung selebar 20-an meter.

Bendungan Rogun yang sedang dalam pengerjaan memang menjadi proyek strategis pemerintah Tajikistan. Bukan hanya untuk menggerakkan turbin-turbin yang menghasilkan energi listrik, tetapi juga diharapkan menjadi ikon kebanggaan pemersatu bangsa yang pernah dilanda perang saudara di tahun-tahun awal kemerdekaannya itu.

Poster-poster besar bendungan dan PLTA Rogun tersebar di penjuru kota, selain poster Presiden Emomali Rahmon Sang Pemimpin Bangsa.

Sedemikian penting arti bendungan dan PLTA Rogun ini bagi negara berpenduduk sekitar 9 juta jiwa itu membuat Presiden Rahmon bergeming ketika proses pembangunannya sempat menghangatkan hubungan Tajikistan dengan negara tetangganya Uzbekistan.

Bendungan Rogun yang diproyeksikan setinggi 335 meter, akan menjadi bendungan tertinggi di dunia, diharapkan mampu menggerakkan enam turbin berkapasitas total 3.600 MW atau 17 GWh. Bila ini selesai, ditargetkan 2028, Tajikistan akan menikmati swasembada energi yang mencukupi kebutuhan di dalam negeri di segala musim.
Baca juga: Presiden Tajikistan resmikan turbin kedua PLTA Rogun
 
Presiden Tajikistan Emomali Rahmon meresmikan pengoperasian turbin kedua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rogun, Tajikistan, Senin (9/9/2019). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/foc.


Saat ini persoalan energi masih menjadi hal krusial bagi Tajikistan di musim dingin meski di musim panas dengan sejumlah pembangkit yang dimilikinya Tajikistan berkecukupan bahkan mampu mengekspor energi listriknya ke negara tetangga.

Per 9 September 2019, dua dari enam turbin PLTA Rogun yang direncanakan telah beroperasi. Turbin pertama beroperasi sejak November 2018. Ini membuat Presiden Rahmon semakin optimistis. Apalagi produksi energi listrik Tajikistan dilaporkan meningkat setiap tahun. Sebagai contoh, pada 2017 produksi dilaporkan sebesar 18, 100 GWh, meningkat dibanding produksi tahun 2016 sebesar 17,200 GWh.

"Nantinya tidak hanya menerangi rumah-rumah warga Tajikistan, melainkan juga akan melayani negara-negara di kawasan," kata Presiden Rahmon yang sekali lagi disambut tepuk tangan.

Negeri daratan, kaya potensi air

Republik Tajikistan adalah sebuah negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah yang berbatasan dengan Afganistan di selatan, Republik Rakyat Tiongkok di timur, Kirgizstan di utara, dan Uzbekistan di barat.

Tajikistan adalah negara terkecil di Asia Tengah. Negara ini memiliki luas 143.100 km yang melulu daratan, dengan 93 persen dataran tinggi. Lebih dari 50 persen daratannya berada di atas ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut.

Meski tak memiliki lautan, Tuhan memberkahi negara ini dengan air berlimpah. Hampir 60 persen sumber daya air di Asia Tengah yang mengalir melalui Sungai Amu Darya dan Syr Darya berhulu di negara ini. Aliran Sungai Vakhsh dan Sungai Panj lah yang membentuk Sungai Amu Darya.

Berada di daerah hulu, Tajikistan memiliki keuntungan lebih dengan aliran sungai ini, baik untuk pengairan maupun energi listrik tenaga air. Tajikistan berada di peringkat kedelapan di dunia berkaitan dengan potensi pembangkit listrik tenaga air. Potensi tenaga air Tajikistan diperkirakan 527 miliar kWh per tahun, melebihi konsumsi listrik negara-negara di Asia Tengah.

Sejak era Uni Soviet potensi energi tenaga air ini sudah dimanfaatkan di Tajikistan. Sebut saja PLTA Golovnaya, PLTA Kayrakkum, dan yang terbesar PLTA Norak.
Suasana bendungan Norak (Nurek) yang merupakan salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Norak, Tajikistan, Sabtu (7/9/2019). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo. 

Sebagian besar PLTA Tajikistan berada di sepanjang Sungai Vakhsh, termasuk bendungan Norak, terletak sekitar 80 km arah timur Dushanbe, yang berkapasitas 3.000 MW dan mulai beroperasi tahun 1970-an. Sejumlah PLTA itu telah direvitalisasi, mesin-mesin diperbarui.

Satu lagi adalah bendungan Rogun, terletak sekitar 110 km dari Dushanbe, yang mulai dibangun pada 1976. Namun, pembangunan bendungan ini tak selesai hingga runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Bendungan inilah yang menjadi perhatian utama Presiden Emomali Rahmon.

Krisis energi pada setiap musim dingin harus dipecahkan, dan itu bisa dicapai jika bendungan Rogun diselesaikan.

Setelah melalui perjalanan berliku, termasuk sempat memanaskan hubungan Tajikistan dengan Uzbekistan, bendungan yang dikerjakan perusahaan Italia Salini Impregilo dengan nilai proyek sebesar 3,9 miliar dolar AS itu pun kini diklaim 70 persen selesai oleh Anvar Rahmonov, direktur produksi PLTA Rogun.

Presiden Emomali Rahmon menjamin bahwa pengerjaan proyek-proyek infrastruktur energi itu dikerjakan dengan standar keselamatan yang ketat sesuai standar yang berlaku di dunia.

Di luar Rogun, total kapasitas produksi listrik Tajikistan adalah 6.577 MG, sebesar 5.858 di antaranya dihasilkan PLTA.

“Sejak Tajikistan merdeka, infrastruktur energi telah berubah secara radikal. Sejumlah proyek investasi memungkinkan untuk memadukan sumber-sumber energi di negara ini,” ujar Presiden Rahmon.

Presiden Rahmon meyakini bahwa sektor energi merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan Tajikistan terutama untuk mencapai tujuan nasional sekaligus mempercepat industrialisasi di negaranya.
Baca juga: Presiden Tajikistan resmikan turbin kedua PLTA Rogun
Baca juga: Tajikistan operasikan turbin kedua PLTA Rogun Senin ini

 

Pemerintah Tajikistan kebut pembangunan PLTA Rogun

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019