Jadi kalau merasakan langsung itu, tau bertindak atau melakukan apa, siapa yang harus dicari,
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mendukung rencana Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet di Riau agar bisa merasakan langsung efek kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sehingga pemerintah bisa bergerak cepat menanganinya.

"Saya dengar besok atau lusa presiden dan jajaran akan membawa seluruh jajaran sidang kabinet di Riau dan itu bagus," kata dia di sela-sela kegiatan peningkatan perlindungan masyarakat serta daya saing obat dan makanan di Jakarta, Senin.

Baca juga: PBNU serukan cabut izin perusahaan pembakar hutan

Ia beranggapan dengan adanya agenda rapat kabinet di Riau, maka presiden dan para menteri Kabinet Kerja bisa merasakan langsung apa yang dialami oleh masyarakat setempat akibat kabut asap.

Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut juga berharap presiden dan jajarannya tidak hanya melaksanakan rapat kabinet satu hari, namun disarankan beberapa hari ke depan agar mengetahui langkah cepat yang perlu dilakukan.

"Jadi kalau merasakan langsung itu, tau bertindak atau melakukan apa, siapa yang harus dicari," kata politisi Partai Demokrat tersebut.

Baca juga: Asosiasi petani sawit Riau sepakat musuhi pembakar lahan

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Karhutla terjadi bukan karena kebakaran namun sengaja dibakar oleh pihak-pihak berkepentingan.

Selain itu, Dede juga mengatakan saat ini posisi Kementerian Kesehatan adalah menyediakan masker dan obat-obat untuk menangani dan mencegah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), penyediaan tabung oksigen dan sebagainya.

Menurutnya, bencana Karhutla di Tanah Air sudah mengkhawatirkan dan presiden bersama pemangku kepentingan terkait harus segera mengatasinya.

Selain itu, politisi Partai Demokrat tersebut juga mendorong aparat keamanan menindak tegas pelaku Karhutla termasuk pihak korporasi tanpa tebang pilih.

Baca juga: Disdik: Guru fokuskan kegiatan di ruangan sikapi asap karhutla

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019