Jakarta (ANTARA) - Presiden direktur Smartfren, Merza Fachys, mengharapkan adanya slot baru untuk frekuensi 5G yang akan diputuskan International Telecommunication Union (ITU) dalam World Radiocommunication Conferences (WRC) pada akhir Oktober 2019.

"WRC itu untuk menetapkan frekuensi yang belum ditetapkan, yang sudah ditetapkan tidak akan dibahas. Indonesia tidak ada yang kosong, jadi menunggu," ujar Merza di Jakarta, Jumat.

Saat ini, Merza mengatakan penerapan 5G masih menunggu karena frekuensi 5G yang sudah ditetapkan masih dipakai untuk keperluan lain.

Sejumlah frekuensi yang sudah ditetapkan ITU, termasuk frekuensi 3,5GHz yang sempat diwacanakan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk alokasi 5G, masih dipakai oleh satelit.

"Karena yang sudah ditetapkan kemarin tidak bisa langsung dipakai, masih ada orang lain pakai, nunggu sampai orang lain selesai," kata dia.

Menurut Merza, dengan ciri penggunaan 5G yang bersifat, massive, high speed, low latency dan stabil, harus menggunakan frekuensi dengan kombinasi low, medium dan high.

"High artinya 20 ke atas, medium itu antara 5 sampai 11, yang low itu di bawah 3," ujar Merza.

"Masalah cepat enggaknya tergantung para pemainnya, operator investasinya sekuat apa. Smartfren sendiri begitu izin keluar, kelar kita, ngapain nunggu lama-lama, kita harus jadi pioner, paling depan," tambah dia.

Baca juga: Huawei prediksi 5G dorong ekonomi digital Asia Pasifik

Baca juga: Samsung akan sediakan Galaxy A90 versi 5G

Baca juga: XL Axiata uji coba teknologi 5G dan gencarkan fiberisasi jaringan

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019