Nairobi (ANTARA) - Penyerang-penyerang tak dikenal membunuh dua pekerja bantuan kemanusiaan yang tengah dalam perjalanan kembali dari kamp pengungsi di kawasan barat Etiopia yang berbatasan dengan Sudan Selatan.

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh kelompok bantuan kemanusiaan kedua pekerja, serta sebuah organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Penyerangan itu terjadi saat kedua pekerja dari organisasi asal Amerika Serikat Action Against Hunger itu tengah melakukan perjalanan di kawasan Gambella yang berbatasan dengan Sudan Selatan, Kamis. Keduanya baru saja kembali dari pusat anak kurang gizi di Kamp Pengungsi Nguenyyiel.

Baca juga: PBB evakuasi pegawai dan pekerja kemanusiaan di Sudan Selatan

Perbatasan tersebut merupakan area yang tak dilindungi dan dijaga, atau dapat disebut sebagai porous border / frontier.

"Anggota tim sedang transit dari Pusat Stabilisasi Nutrisi anak yang beroperasi 24 jam sehari di Kamp Pengungsi Nguenyyiel saat mereka disergap oleh orang-orang bersenjata," kata sebuah pernyataan dari Action Against Hunger, Kamis.

"Dua pekerja dibunuh di tempat kejadian. Action Against Hunger telah menghentikan seluruh operasional di Gambella, namun kami mempertahankan penyediaan bantuan penyelamatan jiwa."

Menurut data badan PBB yang mengurusi pengungsi PBB (UNHCR,) kamp Nguenyyiel menampung sekitar 74.000 pengungsi dari Sudan Selatan.

Baca juga: PBB: Pertikaian negara bagian Sudan Selatan memprihatinkan

Para pengungsi tersebut merupakan bagian dari 2,3 juta warga yang telah melarikan diri dari Sudan Selatan sejak 2013 lalu ketika perang saudara terjadi, dua tahun setelah merdeka dari Sudan.

Peperangan itu dipicu oleh perseteruan antara Presiden Salva Kiir dan mantan wakilnya Riek Machar.

"Saya yakin otoritas Ethiopia akan menangkap dan mengadili mereka yang bertanggung jawab atas penyerangan ini," kata Koordinator Kemanusiaan dan Residen PBB di Ethiopia Steven Were dalam pernyataannya, Kamis.

Sementara itu, otoritas Ethiopia belum mengeluarkan pernyataan terkait kejadian tersebut.

Baca juga: WHO serukan perlindungan lebih baik untuk pekerja kesehatan

Sumber: Reuters

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019