Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat selama Agustus 2019 harga komoditas di Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan laju inflasi tahunan 2019 sebesar 2,55 persen.

“Untuk laju inflasi tahunan Agustus 2018 hingga Agustus 2019 mencapai 3,62 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga dihubungi di Jakarta, Selasa.

Buyung menyebutkan dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi (kelompok bahan makanan 0,07 persen, makanan jadi sebesar 0,05 persen, perumahan sebesar 0,03 persen, sandang sebesar 0,12 persen, dan kesehatan 0,01 persen). Sementara itu, kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan dan kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar minus 0,11 persen.

Baca juga: Terdorong harga cabai, Jatim inflasi 0,12 persen pada Agustus 2019

Baca juga: BPS Jateng sebut kenaikan tarif air bersih picu inflasi Agustus


Berdasarkan 462 komoditas yang didata, penyumbang inflasi adalah emas perhiasan sebesar 0,09 persen, daging ayam ras sebesar 0,06 persen, cabai merah sebesar 0,05 persen, dan cabai rawit sebesar 0,03 persen.

Buyung menyatakan bahwa inflasi DKI Jakarta terendah jika dibandingkan daerah satelit yang berada di sekitar, yakni Kota Tangerang sebesar 0,53 persen, Kota Bogor sebesar 0,37 persen, Kota Bekasi sebesar 0,37 persen, dan Kota Depok sebesar 0,36 persen.

Dari 82 kota yang diteliti, sebanyak 44 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi adalah Kota Kudus sebesar 0,82 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Tasikmalaya, Kota Madiun, dan Kota Pare-Pare 0,04 persen.

Deflasi tertinggi adalah Kota Bau-Bau sebesar minus 2,10 persen dan yang mengalami deflasi terendah adalah Kota Tegal dan Kota Palopo minus 0,02 persen.

“DKI Jakarta di urutan 33 dari seluruh kota yang mengalami inflasi,” ujar Buyung.

Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019