Donggala (ANTARA) - Organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah memberikan bantuan sebanyak 189 perahu untuk nelayan korban gempa dan tsunami di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir saat meninjau program pemulihan pascabencana, di Sirenja, Kabupaten Donggala, Sabtu mengatakan bantuan perahu untuk nelayan sebagai bentuk upaya memulihkan situasi perekonomian masyarakat setempat, sebab sebagian besar masyarakat pesisir di kecamatan itu menggantungkan hidup mereka di laut.

"Kami ingin dengan bantuan ini masyarakat lebih mapan menata perekonomian mereka pascabencana. Ini juga bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat yang tertimpa musibah," ujar Haedar.

Dia mengemukakan, bantuan perahu sekaligus dengan mesin sebanyak 250 buah yang dikoordinir Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang bertugas khusus menangani kebencanaan bekerja sama dengan lembaga mitra Solidar Swiss.

Baca juga: Relokasi korban bencana Palu ke hunian tetap dimulai akhir September

Baca juga: Hunian korban bencana Palu akan dilengkapi sarana pendukung

Baca juga: DPP Iwapi bantu pemulihan ekonomi korban bencana Palu


Muhammadiyah, katanya, melalui keterlibatannya dalam misi kemanusiaan penaggulangan bencana di Sulawesi Tengah menumbuhkan semangat kebersamaan, berbagi, gotong royong dan segala macam yang bisa memobilisasi potensi masyarakat untuk diajak bekerja sama.

Menurut dia, Masyarakat korban bencana sesungguhnya memiliki daya hidup, olehnya jangan korbankan daya hidup mereka dengan pendekatan-pendekatan yang tidak tepat.

"Bantuan perahu sesuai kebutuhan masyarakat, setelah dilakukan analisis dan pendekatan oleh tim di lapangan, olehnya bantuan ini diharapkan tepat sasaran dan memberi damkan ekonomi positif bagi penerima manfaat," kata Haedar menambahkan.

Selain pemulihan ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan, Muhammadiyah juga membangkitkan gairah masyarakat dengan interfensi prorgam berkelanjutan melalui bantuan tunai sebagai stimulasi pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga Juli 2020 mendatang.

Disis lain, bantuan sosial yang sudah dimanfaatkan masyarakata setempat berupa hunian sementara (huntara) sebanyak 86 unit sebagai tempat tinggal bersifat jangka pendek untuk warga kehilangan rumah akibat dampak gempa dan tsunami.

Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Rahmawati Husein menjelaskan, sejak awal pascagempa, tsunami dan likuefaksi melanda Sulawesi Tengah pihaknya telah mendirikan posko tanggap darurat membantu proses evakuasi korban serta distribusi logistik.

MDMC Papar dia, mendapat kepercayaan dari sejumlah pendonor asing baik Amerika, Australia, Swiss, Korea, Malaisya serta Lazismu sebagai mitra dalam menyalurkan bantuan untuk kepentingan pemulihan korban bencana.

"Dana dari Lazismu untuk penanganan bencana di Sulawesi Tengah sebanyak Rp17 miliar dan dana pendonor lainnya mencapai Rp35 miliar. Dana-dana ini digunakan untuk pengembangan ekonomi dan pemberdayaan, kebutuhan hidup masyarakat, penyediaan huntara serta rumah cepat tumbuh," tutur Rahmawati.

Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019