Jakarta (ANTARA) - Penyanyi kelahiran Sorong, Papua, Edo Kondologit menyarankan kepada pemimpin daerah Papua Barat, Papua, dan Jawa Timur untuk menggelar pertemuan dalam balutan acara adat guna menyelesaikan kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua yang terjadi beberapa waktu lalu di Surabaya.

Edo berpendapat, pertemuan itu sebaiknya dibalut dalam upacara adat Bakar Batu yang menjadi tradisi masyarakat di Papua karena tradisi itu umumnya bertujuan menunjukkan rasa syukur atau menyambut kebahagiaan.

"Kita bikin acara adat. Orang Papua punya adat Bakar Batu...bisa bakar daging sapi, ayam," ujar Edo kepada ANTARA melalui sambungan telepon, Sabtu.

Selain pimpinan daerah, sejumlah perwakilan dari Papua dan rekan-rekan Anshor juga bisa ikut ambil bagian dalam acara.

"Ibu Khofifah datang, adik-adik masyarakat Papua kumpul di sana, teman-teman Ashor, kita sama-sama maaf-maafan, sambil upacara adat," tutur Edo yang kini menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan kota Sorong itu.

Baca juga: Peserta SMN Sulsel belajar alat musik tradisional Papua

Di samping itu, menurut Edo, masalah hukum tetap harus dikedepankan. Oknum yang menjadi biang kerusuhan di Papua, pihak pihak yang memicu rasisme dan bahkan dalang yang melecehkan lambang negara agar diusut pihak aparat.

"Masalah hukum harus kita kedepankan, akar masalah harus dicari. Kalau adik-adik saya di Surabaya dianggap melecehkan lambang negara, harus diusut. Kalau terbukti mereka melecehkan lambang negara, mereka harus dihukum. Itu pelanggaran berat," kata dia.

Edo sebagai masyarakat Indonesia mengecam keras dan mengutuk rasisme pada masyarakat Papua yang terjadi beberapa waktu lalu.

Baca juga: Edo Kondologit: Jokowi buktikan kerja nyata

Baca juga: Edo Kondologit: Papua harus berani investasi SDM

Baca juga: Edo Kondologit promosikan semua destinasi wisata

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019