Tabanan (ANTARA) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, memuji kawasan pertanian berbasis pariwisata di Kabupaten Tabanan, Bali, karena perpaduan pariwisata dengan pertanian secara inovatif akan mendorong munculnya desa yang maju.

"Saya yakin Tabanan bisa lebih maju, sehingga ada desa maju baru di Tabanan. Pariwisata memang paling cepat mendapatkan pendapatan bagi desa," katanya dalam kunjungan ke Banjar Dinas Singin, Selemadeg, Tabanan, Bali, Kamis.

Dalam kunjungan dalam rangka Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) Shiny pada lima kecamatan di Kabupaten Tabanan, yang didampingi Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Menteri menjelaskan hal terpenting untuk kawasan itu adalah kawasan yang bebas dari sampah plastik.

"Kalau bisa Ibu buat Perda melarang sampah plastik, itu komitmen yang bagus. Tanpa komitmen dari kita, maka akan sulit pariwisata kita berkembang. Jangan sampai karena sampah plastik, kita diboikot oleh negara lain," katanya.

Kedatangan Menteri Eko di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional SHINY tersebut juga sekaligus dalam rangka penyerahan 9 item bantuan di Kecamatan Selemadeg, Selemadeg Barat dan Pupuan, untuk mendorong produksi ekonomi agar memiliki nilai tambah dengan memadukan sektor hulu dan hilir, memperkuat posisi tawar terhadap pasar, serta mencegah kompetisi tidak sehat antardesa.

Baca juga: Mendes: dana desa tahun 2020 difokuskan untuk pengembangan wisata

Dalam kesempatan itu, Bupati Eka menjelaskan Tabanan merupakan lumbung pangan bagi Bali, sehingga Tabanan sangat getol membangun sektor pertanian.

Dengan alam yang mendukung, memungkinkan Tabanan  membangun sektor pertanian berbasis pariwisata.

"Kami bersyukur mempunyai alam yang kaya. Dengan mengembangkan pembangunan dari pinggiran melalui tools kawasan perdesaan, maka akan mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, mempercepat dan meningkatkan kualitas pembangunan serta pemberdayaan untuk peningkatan kapasitas masyarakat," katanya.

Apalagi, Tabanan memiliki petani, nelayan dan juga ada peternak. "Dari itulah, kami membentuk BUMDes di Kabupaten Tabanan. Dengan tujuan bisa menampung, dan memasarkan prroduk-produk lokal yang merupakan produksi dari masyarakat Tabanan," katanya.

Dari 133 Desa di Kabupaten Tabanan, saat ini telah ada 93 BUMDes yang telah melakukan produksi.

"Bumdes tersebut mengolah hasil dari petani, contohnya beras merah, sekarang ada beberapa varian beras merah, ada untuk teh, ada untuk spa. Kalau diolah, harganya bisa jauh lebih mahal dari beras merah biasa. Begitupun dengan olahan-olahan lainnya. Kalau desa sudah makmur, tentunya Kecamatan dan Kabupaten kecipratan majunya," kata Bupati Eka.

Baca juga: Mendes: PPKT bisa dapat dana desa sampai Rp4 miliar

Mendengar penjelasan dari Bupati Eka, Menteri Eko mengatakan sangat takjub.

"Bupati Eka memiliki energi yang luar biasa sekali. Mungkin itulah yang membuat Tabanan maju dengan cepat. Saya haturkan puji dan syukur, saya bisa berkenalan dengan Bupati dan seluruh jajaran Pemkab Tabanan," katanya.

Setelah memberikan sambutan, Menteri Eko dan Bupati Eka menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan Petani di Kecamatan Selemadeg, Selemadeg Barat dan Pupuan.

Kecamatan Selemadeg mendapatkan bantuan berupa sarana prasarana pasca panen pertanian, bantuan pengembangan inkubator produk unggulan kawasan perdesaan, dan bantuan gudang pasca panen dan peralatan.

Sementara itu, Kecamatan Selemadeg Barat mendapatkan bantuan berupa jalan, embung dan pasar kawasan perdesaan, sedangkan Kecamatan Pupuan mendapat bantuan pembangunan sarana dan prasarana air bersih, bantuan usaha ekonomi produktif, dan bantuan pengembangan produk unggulan.

Baca juga: Kemendes kerja sama dengan toko daring kembangkan ekonomi digital desa

 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Pande Yudha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019