... kita harus saling menghargai, jadi saling menghargai. Itu yang paling penting...
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan sikap tenggang rasa antarmasyarakat penting dikedepankan dalam menangani kericuhan Papua akibat dugaan persekusi terhadap mahasiswa di Surabaya dan Malang.

"Intinya ialah kita harus saling menghargai, jadi saling menghargai. Itu yang paling penting," kata Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa.

Sikap saling menghargai dan menghormati perasaan orang lain harus ditekankan di tengah keberagaman masyarakat. Apalagi dengan semakin banyaknya warga Papua yang menempuh pendidikan di kota lain.

"Tentu kita menghargai masyarakat Papua yang ada di Jakarta; tapi tentu juga mahasiswa-mahasiswa itu juga, yang ada di banyak kota di Indonesia, menghargai juga kehidupan sosial masyarakat dan aturan-aturan yang ada," kata Kalla.

Juga baca: Polri-TNI jamin keamanan mahasiswa Papua di Jember

Juga baca: Pemerintah akan beri perhatian lebih mahasiswa Papua, sebut Stafsus

Juga baca: Pemerintah diminta berhati-hati selesaikan masalah Papua

Kericuhan di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat dipicu akibat pengepungan terhadap asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jumat (16/8), oleh sejumlah orang yang tergabung di beberapa organisasi masyarakat.

Issue ini merebak tidak lama sesudah ada issue terkait pemuka agama tertentu yang membahas agama tertentu lain di media sosial. 

Massa organisasi massa itu menuding terjadi pelecehan terhadap bendera Merah Putih di asrama mahasiswa Papua itu. Dugaan pelecehan bendera tersebut beredar di media sosial dan belum terbukti kebenarannya.

"Kalau (pelecehan bendera) itu terjadi, walaupun itu belum tentu benar, saya bilang harus menghargai aturan dan undang-undang yang ada," kata Kalla.

Begitu juga dengan dugaan pelecehan rasial oleh aparat keamanan terhadap warga Papua, Kalla juga mengatakan ada peraturan yang berlaku apabila tindakan itu terbukti. "Itu urusan teknis oleh pejabat yang bersangkutan, apakah Kapolri, tentu ada juga aturannya seperti itu," ujar Kalla.

 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019