... 'gap' ajaran berbangsa yang beragama belum sesuai di kalangan milenial, mereka mencari bentuk-bentuk lain dengan mempelajari bangsa lain, tapi lupa mempelajari sehari bangsa sendiri...
Jakarta (ANTARA) - Memperingati HUT Kemerdekaan ke-74 RI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan pemerintah untuk memperkuat sejarah bangsa Indonesia bagi generasi milenial agar mengerti dan memahami perjuangan pahlawan, tokoh serta kyai terdahulu dalam mendirikan bangsa Indonesia

"Catatan saya yang harus dilakukan segera laksanakan tentang paham kebangsaan bagi generasi milenial, kondisi sekarang ini mereka banyak tidak mengerti tentang Indonesia dulu seperti apa," kata Ketua PBNU Marsudi Syuhud kepada ANTARA saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Ia melihat ada kesenjangan yang cukup besar di kalangan anak milienial saat ini dalam melihat Indonesia dan sejarah Indonesia. Bagaimana ulama dan kyai ikut berjuang memerdekakan Indonesia.

Juga baca: Ayu Laksmi: Generasi muda perlu ditularkan sejarah

Juga baca: Christine Hakim belajar Indonesia lebih dalam lewat film sejarah

Juga baca: Ingatan bersama tentang sejarah Indonesia diperlukan untuk jaga toleransi

Ada kekhawatiran karena umur manusia semakin bertambah, banyak tokoh-tokoh dan ulama berpulang, sehingga tidak ada lagi yang bisa menceritakan sejarah bangsa ini.

"Ada 'gap' ajaran berbangsa yang beragama belum sesuai di kalangan milenial, mereka mencari bentuk-bentuk lain dengan mempelajari bangsa lain, tapi lupa mempelajari sehari bangsa sendiri," katanya.

Menurut dia, pemerintah harus melakukan sesuatu untuk mencegah lunturnya sejarah bangsa Indonesia di kalangan generasi muda. "Mereka tahu tidak negara ini sudah sesuai dengan ajaran agama mereka atau belum?," kata dia, yang juga ketua MUI Pusat.

Seiring dengan fokus pemerintah membangun SDM, dia berharap pemerintah terus menanamkan sejarah bangsa Indonesia kepada generasi muda.

Jangan sampai generasi milenial mempelajari pendidikan sejarah bangsa lain tapi lupa dengan sejarah bangsa sendiri. "Ketika mereka melihat cara berbangsa kita belum sesuai agama kemudian mencari-cari bentuk-bentuk lain yang ada dalam pikirannya," katanya.

Ia berharap pembangunan SDM yang digalakkan pemerintah dapat menyentuh sejarah sehingga bangsa Indonesia tetap utuh dari generasi ke generasi.

"Judulnya mengembangkan SDM tapi yang dirasakan sekarang malah belum tersentuh. Ini harus dapat sentuhan pemerintah kalau tidak bubar republik ini," katanya. 
 

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019