Yogyakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono mengharapkan pengertian Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia dijelaskan secara sederhana agar mudah dipahami dan diamalkan masyarakat pada umumnya.

"Bahwa untuk kepentingan praktis dan masyarakat pada umumnya itu seyogyanya memang Pancasila perlu disampaikan secara sederhana," kata Hariyono ditemui disela Konggres Pancasila XI di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.

Baca juga: Intan, peneliti LIPI jadi ikon Pancasila 2019

Baca juga: BPIP: Kongres Pancasila momentum strategis aktualisasikan Pancasila

Baca juga: Wapres: Pancasila harus disertai upaya ciptakan kemakmuran yang adil

Baca juga: Wapres JK: Pancasila jangan hanya dijadikan bahan indoktrinasi

Baca juga: Sultan: Pancasila dijadikan etos bangsa merajut kembali persatuan


Hariyono sendiri menjadi salah satu dari beberapa pembicara dalam diskusi panel dengan tema 'Dinamika Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa Dalam Mempertahankan Identitas Nasional' pada Konggres Pancasila XI yang diselenggarakan UGM pada 15 dan 16 Agustus 2019.

"Kami pun di BPIP juga sudah sedang membuat konsep-konsep itu dan bahkan mempraktikkan yang salah satu diantaranya untuk pengembangan Pancasila itu langsung praktik riil tidak usah ngomong teori," katanya.

Meski demikian, kata dia, pada saat yang bersamaan ketika berbicara mengenai aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa di kampus-kampus maupun perguruan tinggi di negara ini tetap tidak melupakan teori.

"Dua-duanya (teori dan praktik) penting, karena tidak ada peradaban yang bisa maju kalau tidak berbasis pada teori itu. Dan kelemahan kita selama ini orang Pancasila dalam menjelaskan kepada publik itu terlalu filosofis, sehingga masyarakat umum justru nggak ngerti Pancasila," katanya.

Tetapi, lanjut dia, kalau menjelaskan tentang Pancasila di kampus memang butuh teori, sehingga yang ditekankan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembukaan Kongres tersebut bahwa untuk masyarakat umum supaya Pancasila dijelaskan dengan cara-cara yang mudah dimengerti rakyat.

"Dan apa yang dikatakan oleh Pak Jusuf Kalla itu pernah disampaikan oleh Bung Karno ketika Bung Karno membaca tulisannya Profesor Doktor Notonegoro yang banyak isitilah filsafat yang susah dimengerti oleh rakyat, cuma kalau di kampus perlu landasan filsafat, sehingga dua-duanya penting," katanya.

Hariyono juga mengatakan, dan apa yang disampaikan Prof Amin Abdulah dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang saintifikasi atau pembelajaran dengan pendekatan itu penting untuk membangun etos dan logos, akan tetapi menurutnya mitos juga diperlukan.

"Karena untuk masyarakat umum atau awam itu perlu mitos bahwa negara jaya seperti apa, ini yang kita ingin mencoba bagaimana Pancasila itu bisa dikaji dan dikembangkan sesuai dengan konteks komunikasi masing-masing," katanya.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019