Purwokerto (ANTARA) - PDAM Tirta Satria Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mendata penurunan debit yang terjadi di sejumlah sumber air selama musim kemarau guna mengantisipasi gangguan aliran ke pelanggan.

"Pemantauan dan pendataan terus dilakukan menyusul adanya sejumlah sumber air yang debitnya menurun selama musim kemarau," kata Direktur Teknik PDAM Tirta Satria Kabupaten Banyumas, Wipi Supriyanto di Purwokerto, Kamis.

Dia menyebutkan sumber air yang mengalami penurunan debit antara lain Kawung Carang, Kedung Pete, Curug Telu, Slada, Karang Tengah, Pugak, dan lain sebagainya.

"Prosentase penurunan debit beragam, ada yang hanya tiga persen dan ada yang turunnya hingga 56 persen," katanya.

Namun demikian, kata dia, penurunan debit di sejumlah sumber air belum mengganggu aliran air ke pelanggan. "Penurunan debit air belum mempengaruhi pelayanan saluran air ke pelanggan namun pendataan dan pemantauan terus kami lakukan secara berkala untuk mengantisipasi," katanya.

Selain itu, pihaknya juga terus melakukan perbaikan bocoran-bocoran pada sumber-sumber air dan melakukan optimalisasi.

"Berbagai perbaikan juga masih terus kami lakukan hingga hari ini guna meminimalisir bocoran-bocoran sehingga debit air yang sudah turun tidak makin tambah menurun lagi akibat bocoran," katanya.

Selain itu, pihaknya juga berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang optimal agar tidak ada gangguan aliran saat musim kemarau.
"Kami juga telah menghidupkan pompa-pompa sumur dalam sebagai cadangan," katanya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa curah hujan di Banyumas dan kabupaten lain di sekitarnya dalam kategori rendah hingga bulan September 2019 mendatang.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi mengatakan curah hujan dalam kriteria rendah yakni di bawah 10 milimeter per dasarian.

Untuk itu, kata dia, BMKG kembali mengimbau masyarakat di wilayah setempat untuk mewaspadai dampak kekeringan. "Waspadai dampak kekeringan, karena daerah dengan peluang hujan rendah berpotensi terjadi kekeringan," katanya.

BMKG, kata dia, kembali mengimbau masyarakat untuk bijak dan hemat dalam menggunakan air bersih sebagai salah satu upaya mengantisipasi kekeringan.

Baca juga: Jaga kuantitas-kualitas, pelayanan PDAM Banyumas-Jateng ditingkatkan
Baca juga: BPBD Banyumas telah salurkan 890 ribu liter air ke daerah kekeringan
Baca juga: BPBD Banyumas: 10 desa hadapi krisis air bersih


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019