MRO pesawat penerbangan dalam negeri hanya mampu menyerap satu per tiga dari kebutuhan. Dan selebihnya dilakukan di luar negeri.
Batam (ANTARA) - Maintanance, Repair, and Overhaul (MRO)  pesawat di Kota Batam, Kepulauan Riau, akan mampu menghemat devisa jutaan dolar AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Batam, Rabu, mengatakan MRO atau perawatan dan perbaikan pesawat merupakan komponen biaya terbesar kedua di industri penerbangan, setelah bahan bakar.

Selama ini, kata Menteri, MRO pesawat penerbangan dalam negeri hanya mampu menyerap satu per tiga dari kebutuhan. Dan selebihnya dilakukan di luar negeri.

Baca juga: Lion-Garuda bersinergi kembangkan industri aviasi

"Kami tidak ingin itu berkelanjutan. Karenanya penting dan kami menyambut gembira atas kesepakatan yang sudah ditandatangani dan kami percaya ini akan segera terwujud," kata dia.

Lion Air Grup bersama Garuda Indonesia sepakat membangun MRO pesawat di Batam melalui Batam Aero Technic dan GMF.

Direktur Utama GMF AeroAsia, Tazar Marta Kurniawan mengatakan keberadaan MRO mampu menghemat devisa hingga 750 juta dolar AS pengeluaran pihaknya dari biaya perawatan dan perbaikan pesawat.

Ia mengatakan kini GMF mampu melakukan perawatan kerangka dan mesin pesawat di MRO, termasuk yang akan dikembangkan di Batam.

Selain menghemat devisa hingga ratusan juta dolar AS, keberadaan MRO di Batam mampu menyerap 643 tenaga kerja saat ini. Dan dalam rencana pengembangan lima tahun ke depan, MRO itu diperkirakan membutuhkan 2.783 tenaga inti teknisi.

Senada dengan Garuda, Direktur Batam Aero Technic Lion Air Group I Nyoman Rai Pering mengatakan keberadaan MRO di Batam mampu menekan pengeluaran hingga jutaan dolar AS.

Dengan penghematan pengeluaran, maka harga tiket pesawat ke depannya dapat ditekan.

Baca juga: Pemerintah siapkan KEK Aviasi di Batam

"Perawatan pesawat murah kami menjual tiket lebih murah sehingga makin banyak yang terbang. Perusahaan penerbangan makin tumbuh menyambung pulau-pulau. Indonesia menjadi tuan rumah untuk meraih pasar regional," kata dia.

Untuk tenaga kerja, ia mengatakan pihaknya menyerap sekitar 10.000 pekerja untuk MRO di Batam.

Di tempat yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, keberadaan MRO menandakan kepedulian maskapai penerbangan akan keselamatan penerbangan.

Ia menegaskan, industri penerbangan bukan hal yang mudah, melainkan membutuhkan teknologi yang tinggi.

Keberadaan MRO pesawat dibutuhkan untuk memastikan seluruh pesawat terbang dalam kondisi laik, dengan perawatan dan perbaikan yang dilayani di sana.
Baca juga: Darmin sebut avtur dari CPO dapat digunakan 2021

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019