Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengimbau kepada masyarakat di ibu kota Provinsi Kalbar itu agar sehemat mungkin menggunakan air bersih yang diproduksi oleh PDAM Tirta Khatulistiwa seiring dengan air baku dari sudah terintrusi air asin, dampak kemarau.

"Saat ini kondisi air Sungai Kapuas kadar garamnya sudah diambang batas, sehingga membutuhkan pengelolaan yang lebih dari kondisi air yang tidak terinsturisi air laut," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Minggu.

Menurut Edi, meski pun air baku PDAM sudah terinsturisi air laut, pihaknya tetap mengolah air itu, dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota Pontianak.

"Sehingga saya mengimbau kepada masyarakat agar hemat dalam menggunakan air," ujarnya.

Sementara itu, Dirut PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak, Lajito mengatakan, kondisi air baku PDAM yakni air Sungai Kapuas tingkat kadar garamnya sudah berada diambang batas normal 600 mg/liter.

"Maka kami sampaikan kepada masyarakat sebagai pelanggan, bahwa air yang di distribusikan saat ini hanya sebatas untuk kebutuhan mandi dan cuci, bukan untuk keperluan konsumsi," ujarnya.

Data PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak, Sabtu (10/8) sekitar pukul 11.00 WIB, mencatat ditempat titik IPA (instalasi pengolahan air), yakni Imam Bonjol kadar garam air Sungai Kapuas sebesar 1.006 mg/liter; kemudian IPA Sungai Jawi 2.400 mg/liter; IPA Selat Panjang 505 mg/liter; dan IPA Parit Mayor 459 mg/liter.
Baca juga: Kenaikan air pasang Sungai Kapuas 2,5 meter
Baca juga: Air Sungai Barito dan Kapuas Kadang Tercemar

Pewarta: Andilala
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019