Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova memperkirakan nilai tukar (kurs) akan melemah seiring investor wait and see data inflasi Amerika Serikat (AS).
“Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan melemah kisaran Rp16.450-Rp16.550 dipengaruhi oleh faktor global kenaikan index dollar yang signifikan sehubungan dengan wait and see data inflasi AS yang akan rilis malam ini, dan akan mempengaruhi keputusan The Fed terkait suku bunga (pada besok),” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Data inflasi AS bulan Agustus diprediksi mencapai 2,9 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,7 persen.
Rully mengatakan pelaku pasar masih optimis prospek penurunan suku bunga hingga tiga kali hingga akhir tahun ini apabila inflasi AS membaik.
“Penurunan bisa sampai 50 bps (basis points). Jika inflasi memburuk, tetap ada penurunan bunga bulan ini hanya 25 bps karena pasar tenaga kerja yang mendingin,” ujar dia.
Rupiah diperkirakan melemah seiring "wait and see" data inflasi AS
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar/pri.
