Standar prestasi naik
Atletik Indonesia telah berulang kali mencatatkan prestasi di level regional dalam ajang SEA Games.
Dalam perhelatan terbaru multi cabang olahraga terbesar se-Asia Tenggara di Kamboja pada 2023, atletik Indonesia mencatat lonjakan prestasi dengan memborong 19 medali (tujuh emas, tiga perak, sembilan perunggu) untuk kontingen Merah Putih.
Cabang lari mendominasi perolehan emas yang diraih Rikki Simbolon dalam nomor lari 10.000 meter, Tim Estafet 4x100 meter Indonesia (Lalu Muhammad Zohri, Wahyu Setiawan, Bayu Kertanegara, dan Sudirman Hadi), serta Agus Prayogo dan Odekta Naibaho yang mengawinkan emas maraton putra dan putri.
Sementara tiga emas lainnya dipersembahkan Abdul Hafiz dalam nomor lempar lembing, Maria Natalia Londa dalam nomor lompat jauh, dan Hendro Yap dalam nomor jalan cepat 20 kilo meter.
Sederet prestasi itu meyakinkan PB PASI bahwa sudah saatnya atletik Indonesia unjuk gigi di level yang lebih tinggi, di kancah Asia.
Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaditan tanpa ragu-ragu menegaskan bahwa atletik Indonesia tidak lagi menjadikan SEA Games sebagai acuan prestasi.
SEA Games hanya menjadi batu loncatan menuju panggung yang lebih bergengsi yaitu Asian Games.
"Asian Games-lah tolok ukur (prestasi) kita, bukan SEA Games lagi," kata Luhut.
PB PASI menyadari bahwa tidak semua nomor atletik bisa menjadi unggulan untuk berprestasi di Asian Games. Oleh sebab itu, nomor-nomor yang berpotensi lebih besar meraih prestasi yang menjadi fokus persiapan, mengingat Asian Games berikutnya tinggal setahun lagi.
Atletik Indonesia tak ingin sasaran berprestasi di Asian Games hanya berakhir pahit seperti peribahasa "Maksud hati memeluk gunung apalah daya tangan tak sampai".
Langkah-Langkah strategis menuju ke sana sudah dipersiapkan. Selain fokus persiapan pada nomor-nomor atletik yang berpotensi menyumbang medali, pembangunan fasilitas pembinaan atlet juga berjalan.
Saat ini, dua fasilitas yang menjadi embrio prestasi atletik telah beroperasi yaitu Pusat Pelatihan Atletik Pangalengan (PPAP) di Jawa Barat dan Stadion Atletik Mimika di Papua. PB PASI menambah lagi fasilitas serupa namun lebih modern yang sedang dibangun di wilayah Sumatera Utara dengan target selesai pada 2026.
Tak hanya fasilitas utama, pembinaan atlet juga diarahkan melalui penerapan program sport science. Dengan begitu, perkembangan kemampuan dapat dipantau setiap waktu dan dapat diukur dengan angka-angka yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Jadi bukan pakai perasaan, melainkan scientific," kata Luhut.
Siap berprestasi
Prestasi di Asian Games merupakan tujuan besar yang ditanamkan PB PASI kepada para atlet dan pelatih yang menjalani pemusatan latihan nasional.
Sprinter andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri menyadari bahwa panggung Asia adalah sasaran yang harus ditaklukkan karena ketika mampu berprestasi di sana maka sudah melewati sebagian perjalanan menuju podium Olimpiade.
Atlet asal Nusa Tenggara Barat itu banyak belajar dari berbagai pengalaman berkompetisi sehingga dia memahami apa saja yang harus dibenahi dalam pemusatan latihan.
Meskipun panggung Asian Games menjadi sasaran utama, Zohri tidak menempatkan kompetisi-kompetisi level bawah, termasuk Kejuaraan Nasional Ateltik, sekadar ajang pemanasan tetapi sebagai arena persaingan yang harus dimenangkan, sekaligus untuk menguji hasil latihan.
Latihan intensif, menjalani berbagai kompetisi, serta kondisi cedera yang hampir pulih sempurna, membuat peraih emas di ASEAN University Games (AUG) 2024 itu yakin untuk membidik prestasi di kancah Asia.
"Asian Games adalah tujuan utama jadi harus siap bersaing, bahkan juga menuju Olimpiade," katanya.
Optimisme serupa juga ditunjukkan Dina Aulia, sang pencetak rekor nasional baru di nomor lari 100meter gawang putri dengan waktu 13.11 detik.
Menjalani pemusatan latihan di Pangalengan dengan program umum dan khusus telah memantapkan tekad Aulia untuk menancapkan prestasi di Asian Games.
Srikandi atletik dari Kalimantan Selatan itu kini tengah menjalani persiapan menghadapi Kejuaraan Dunia Atletik dan juga SEA Games 2025 di Thailand, Desember.
Bagi dia, kejuaraan-kejuaraan itu menjadi bagian dari anak tangga yang harus dilalui dalam jalan perjuangan menuju puncak prestasi di level Asia.
Atletik Indonesia telah membidik panggung Asia sebagai prestasi, sumber daya pendukung juga dikerahkan untuk pembinaan atlet secara maksimal sehingga tinggal menunggu pembuktian bahwa warisan Sarengat di Asia Games bukan sekadar kisah kejayaan masa lalu yang hilang ditelan zaman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Membidik kembali prestasi lari Indonesia di panggung Asia
