Lahat (ANTARA) - Politeknik Sriwijaya (Polsri) menghadirkan Smart Solar Dryer atau rumah pengering biji kopi berbasis Artificial Intelligence (AI) di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel).
Ketua Periset Berdikari Polsri Ade Silvia Handayani mengatakan Smart Solar Dryer atau rumah pengering biji kopi berbasis AI tersebut dibuat, karena melihat permasalahan terkait penjemuran kopi di pinggir jalan oleh petani yang selama ini masih dianggap kurang baik.
"Kondisi penjemuran tradisional yang dilakukan di atas tanah atau jalanan selama ini sempat menjadi sorotan calon investor kopi. Mereka menilai kopi lokal belum memenuhi standar ekspor, karena proses pengeringan yang tidak higienis," ujar Ade, di Jarai, Kabupaten Lahat, Senin.
Oleh karena itu, dengan dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), pihaknya merancang alat pengering kopi otomatis berbasis Internet of Things (IoT) dengan kecerdasan AI dan Machine Learning.
“Kami mengembangkan sistem penjemuran tertutup, yang suhunya kami jaga stabil di rentang 40-50 derajat Celsius. Karena suhu di daerah ini sangat fluktuatif, alat ini memastikan proses pengeringan tetap optimal selama 24 jam,” ujarnya pula.
Ia mengatakan penjemuran konvensional rentan kontaminasi, karena diinjak atau dilindas kendaraan, kini bisa teratasi.
Menurutnya, sistem baru itu juga membuat biji kopi tidak mudah hancur dan mempercepat waktu pengeringan hingga 3 minggu, karena suhu dijaga stabil untuk menghasilkan karamelisasi yang sempurna.
"Teknologi ini didukung tenaga dari empat panel surya berkapasitas sekitar 400 watt, yang menjadikannya ramah lingkungan dan hemat energi. Saat siang hari energi matahari diserap untuk mengisi baterai, malam harinya digunakan untuk menjaga suhu. Jadi tidak bergantung pada listrik PLN,” katanya lagi.
Selain itu, proses pemantauan juga dilakukan secara real-time melalui Android dan website. Bahkan, dilengkapi CCTV untuk pemantauan visual di malam hari.
Ia menyebut jika model awal Smart Solar Dryer berukuran 3x3 meter dengan biaya pembangunan sekitar Rp150 juta, termasuk sistem AI, IoT, dan SDM pendukungnya. Namun, pengembang menyadari bahwa harga tersebut mungkin belum terjangkau oleh petani kecil.
“Ke depan, kami akan sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Misalnya dengan membuat versi yang lebih murah menggunakan microcontroller dan bahan-bahan konvensional seperti plastik dan kayu. Walaupun daya tahan mungkin lebih pendek, tapi bisa jadi solusi bagi petani mandiri,” kata dia pula.
Politeknik Sriwijaya hadirkan rumah pengering kopi berbasis AI di Lahat

Politeknik Sriwijaya (Polsri) menghadirkan Smart Solar Dryer atau rumah pengering biji kopi berbasis Artificial Intelligence (AI) di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. ANTARA/Ahmad Rafli Baiduri