Bengkulu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan kecepatan angin di perairan Provinsi Bengkulu yang umumnya berembus dari barat daya menuju timur laut berkisar dua hingga 20 knot.
"Dengan adanya wilayah konvergensi dan belokan angin sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di perairan Bengkulu," kata Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar saat dihubungi via telpon di Kota Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan kondisi angin kencang di perairan Provinsi Bengkulu tersebut berpotensi terjadi gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter di sejumlah perairan, seperti Bengkulu bagian utara, Bengkulu, Bengkulu bagian selatan, dan Pulau Enggano.
Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh masyarakat di Provinsi Bengkulu, khususnya Kota Bengkulu, untuk waspada gelombang tinggi yang terjadi di perairan Bengkulu dan sekitarnya.
Baca juga: Tragedi kapal karam Bengkulu, polisi periksa pemilik jasa kapal wisata
Tenggelam
Kapal mengangkut 104 orang dari Pulau Tikus tenggelam di perairan Pantai Malabero Kota Bengkulu pada Minggu (11/5), sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka terdiri atas 98 wisatawan, satu nakhoda, dan lima anak buah kapal.
Kepala Satuan Intelijen Polres Kota Bengkulu AKP Freddy Triandy Hutabarat menyebut tujuh orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut, saat ini di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu serta Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu.
Mereka, yakni Riska Nurjanah (28) berasal dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Ratna Kurniati (28), warga Kota Bengkulu, Tesya (20), warga Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Nesya (27), warga Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Arva Richi Dekry (29), warga Kabupaten Padang Utara, Provinsi Sumatera Barat, serta Yunita dan Suantra, warga Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.
Baca juga: Tujuh orang meninggal dunia akibat kapal karam di Pantai Malabero
"Sementara data kita terima ada tujuh (meninggal dunia), namun kita 'update' terus," katanya.
Sebanyak 97 penumpang dalam kondisi selamat, 14 orang di antaranya masih mendapatkan perawatan intensif di RS Bhayangkara Kota Bengkulu dan RSHD Kota Bengkulu, sedangkan sebagian besar lainnya dipulangkan.
Berdasarkan informasi dikumpulkan, peristiwa tersebut bermula dari perjalanan kapal membawa wisatawan dari Pulau Tikus menuju ke Kota Bengkulu. Saat sampai di perairan Pulau Malabero, kapal mati mesin dan kemudian diterjang ombak kencang sehingga mengalami kebocoran hingga tenggelam.