Bambang Junianto mengatakan identifikasi awal dilakukan dengan menggunakan alat deteksi khusus. Dari identifikasi tersebut menunjukkan adanya gas kimia beracun yang melewati ambang batas.
"Dugaan sementara, gas beracun tersebut dari zat kimia bahan bangunan untuk membuat penampungan air tersebut. Apalagi penampungan air tersebut ditutup setelah selesai dibangun sejak dua bulan lalu," katanya.
Saat ini, kata Bambang, pihaknya sudah memasang pita garis polisi serta mencegah warga mendekatinya. Untuk penyebab pasti, masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terkait jenis gas kimia beracun yang menyebabkan tiga pekerja bangunan tersebut meninggal dunia.
Sebelumnya, kata Bambang Junianto, pihaknya menerima informasi dari petugas pemadam kebakaran terkait adanya kecelakaan kerja terhadap tiga buruh bangunan tersebut yang mengalami keracunan.
Selanjutnya, pihaknya langsung menuju ke lokasi kejadian. Di lokasi kejadian, ketiga korban sudah dibawa ke rumah sakit. Kemudian, petugas menuju ke rumah sakit dan sesampainya di rumah sakit ketiga korban yang sudah meninggal dunia dibawa ke rumah duka.
"Setelah kami menjumpai pihak keluarga, mereka menolak jenazah untuk divisum guna penyelidikan. Pihak keluarga juga sudah membuat surat pernyataan agar jenazah tidak diautopsi," kata Bambang Junianto.