New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) menyusul data ekonomi yang menunjukkan penurunan jumlah orang Amerika Serikat yang mengajukan klaim baru tunjangan pengangguran pekan lalu lebih besar dari perkiraan.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,34 persen menjadi 103,9241, naik dari level terendah dua setengah bulan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (22/11) bahwa klaim pengangguran turun 24.000 klaim menjadi 209.000 klaim, level terendah dalam lebih dari sebulan.
Secara keseluruhan, 1,84 juta orang Amerika menerima tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 11 November, turun 22.000 dari pekan sebelumnya.
Kepala ekonom AS di High Frekuensi Economics Rubeela Farooqi mengatakan, pertumbuhan lapangan kerja tetap kuat, tingkat pengangguran secara historis masih rendah, dan dunia usaha belum mulai mengurangi jumlah tenaga kerjanya secara signifikan.
"Kami memperkirakan akan terjadi penurunan permintaan tenaga kerja pada masa depan karena dampak kebijakan moneter yang restriktif menyebar lebih luas ke seluruh perekonomian," ujar Farooqi.
Pesanan barang tahan lama di Amerika Serikat turun 5,4 persen atau 16 miliar dolar AS menjadi 279,4 miliar dolar pada Oktober, berdasarkan laporan Biro Sensus pada Rabu (22/11). Namun, dolar AS menunjukkan sedikit reaksi terhadap laporan tersebut.
Sementara itu, sentimen konsumen AS turun selama empat bulan berturut-turut pada November, berdasarkan laporan akhir Indeks Sentimen Konsumen Michigan pada Rabu (22/11).
Indeks berada pada 61,3, turun 2,5 poin (-3,9 persen) dari Oktober. Laporan tersebut juga menunjukkan ekspektasi inflasi konsumen AS meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada November.
Di zona euro, pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Centeno mengantisipasi bahwa kondisi makroekonomi yang ada akan mendorong perubahan dalam pola kenaikan suku bunga bank sentral baru-baru ini.
Sementara anggota dewan gubernur ECB Joachim Nagel mengindikasikan bahwa suku bunga di zona euro mendekati titik tertinggi dalam siklus saat ini, jika belum mencapai titik tersebut.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0884 dolar AS dari 1,0915.
Pound Inggris turun ke 1,2490 dolar AS dari 1,2540 dolar AS setelah Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengumumkan pemotongan pajak bagi pekerja sebelum pemilu tahun 2024 dan memberikan insentif investasi permanen kepada dunia usaha dalam upaya untuk mempercepat perekonomian.
Sementara itu, dolar AS mencapai 149,5760 yen Jepang, lebih tinggi dari 148,3330 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8841 franc Swiss dari 0,8838 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS menguat menjadi 1,3702 dolar Kanada dari 1,3699 dolar Kanada dan dolar AS menguat menjadi 10,4890 krona Swedia dari 10,4590 krona Swedia.
Berita Terkait
UUS Bank BSB raih predikat "sangat bagus" dalam rating nasional
Selasa, 8 Oktober 2024 21:23 Wib
OJK: Jumlah investor pasar modal di Sumbagsel capai 919.455 orang
Selasa, 8 Oktober 2024 19:47 Wib
KAI Divre IV Tanjungkarang catat angkutan barang tumbuh 10 persen
Selasa, 8 Oktober 2024 18:59 Wib
Semen Baturaja pamerkan UMKM binaan melalui karya nyata festival
Selasa, 8 Oktober 2024 16:43 Wib
Menkeu: Indonesia mampu jaga ekonomi dari gejolak dalam 10 tahun terakhir
Selasa, 8 Oktober 2024 13:42 Wib
Bukit Asam restorasi padang lamun di Kawasan Cuku Nyinyi Lampung
Selasa, 8 Oktober 2024 12:30 Wib