BPH Migas sebut suplai BBM dari kilang Pertamina Plaju aman

id palembang, bph migas, kilang pertamina plaju, kilang pertamina internasional,sumbagsel,bph, migas

BPH Migas sebut suplai BBM dari kilang Pertamina Plaju aman

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan rantai pasok Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG di regional Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) dalam keadaan aman.(ANTARA/HO/Ist)

Palembang (ANTARA) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan rantai pasok Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG di regional Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) dalam keadaan aman.

“Kami sudah ke (TBBM) Kertapati, alhamdulillah, laporannya, support (BBM) dari Plaju aman,” kata  Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim  terkait hasil  lawatannya ke Refinery Unit III PT Kilang Pertamina Internasional di Plaju  Palembang, Minggu.

Sebelumnya tim BPH Migas juga mengunjungi Terminal BBM Kertapati Region Sumbagsel PT Pertamina Patra Niaga di Palembang pada Jumat.

Hal senada dikatakan Eman Salman Arief yang juga Anggota Komite BPH Migas, pada momen Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) beberapa waktu lalu, suplai BBM secara nasional, dan di Sumbagsel juga lancar.

“Semuanya ikut berperan dalam kelancaran ini,” kata Eman.

Adapun, pola suplai energi di regional Sumbagsel, salah satu sumbernya dari Kilang Pertamina Plaju, yang berkontribusi sebesar 60 persen. Produk yang disuplai ke TBBM Kertapati yakni Pertalite, Pertamax, Biosolar B35, Pertamina Dex, dan Dexlite.

Halim mengatakan, pihaknya berkewajiban memastikan kelancaran suplai BBM, termasuk melakukan pengawasan sedemikian rupa guna agar distribusi dan subsidi BBM tepat sasaran.

“Keputusan BPH Migas berdiri di atas tiga pilar kepentingan, yakni pemerintah, badan usaha dan masyarakat, yang bersinergi untuk saling menguatkan,” imbuhnya.

Sementara itu General Manager (GM) Kilang Pertamina Plaju Yulianto Triwibowo menegaskan bahwa kondisi operasional kilang RU III, dalam keadaan aman, andal dan efisien, sehingga terus memberikan kontribusi positif bagi suplai energi di Sumbagsel maupun secara nasional. Kilang ini memiliki desain kapasitas pengolahan sebesar 126 ribu barel per hari.

“Untuk ukuran kilang yang ditinggalkan oleh Shell sejak 1964, alhamdulillah kita masih bisa memberikan kontribusi terbaik,” tuturnya.

Kilang Plaju sendiri didirikan oleh Shell pada 1904, sedangkan Kilang Sungai Gerong didirikan pada 1926 oleh Stanvac. Keduanya kemudian dinasionalisasi dan dikelola oleh negara melalui Pertamina sejak 1964.

Yulianto menjelaskan, hadirnya produk-produk berkualitas yang dihasilkan Kilang Pertamina Plaju yang memiliki luas sebesar 411 Ha juga ditopang oleh peningkatan angka Yield Valuable Product (YVP) sekitar 10% dari target tanpa modifikasi desain kilang yang berarti.

Komite BPH Migas didampingi rombongan manajemen Kilang Pertamina Plaju kemudian meninjau langsung fasilitas blending di Kilang Pertamina Plaju guna memastikan keandalan dan quality control (QC) yang terjaga.