Jakarta (ANTARA) - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai kurangnya kemajuan dalam negosiasi perihal plafon utang (debt ceiling) Pemerintah Amerika Serikat senilai 31,4 triliun dolar AS masih menjadi faktor pelemahan rupiah pada penutupan perdagangan Rabu ini.
"Pembicaraan antara kedua partai politik berlanjut tentang pencabutan plafon utang pemerintah AS 31,4 triliun dolar AS. Setiap kemajuan tampaknya sulit dimenangkan dan hanya ada sedikit tanda kesepakatan akan tercapai dalam waktu dekat," ucap Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Selama seminggu terakhir, sejumlah pejabat The Fed disebut telah berbicara dengan sikap hawkish tentang kebijakan moneter Bank Sentral AS. Sikap ini menunjukkan perhatian utama terhadap kebijakan moneter dalam denominasi dolar AS.
Di sisi lain, lanjutnya, Bank of England menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin awal Mei 2023. "Angka ini kemungkinan akan memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral akan terpaksa menaikkan suku bunga lagi pada bulan Juni 2023," ujarnya.
Berita Terkait
KAI Properti ekspansi bisnis ke Palembang
Jumat, 29 Maret 2024 18:14 Wib
KAI Palembang intesifkan perawatan sarana dan prasarana jelang lebaran
Jumat, 29 Maret 2024 18:12 Wib
Telkomsel rilis riset Ramadan Insight 2024
Kamis, 28 Maret 2024 23:03 Wib
Bandara Palembang prediksi ada 152.229 penumpang selama masa lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 18:11 Wib
BPJAMSOSTEK tingkatkan peran pemda melalui pemberian Paritrana Award
Kamis, 28 Maret 2024 17:34 Wib
Mendag selidiki kembalinya perdagangan pakaian bekas impor
Kamis, 28 Maret 2024 15:15 Wib