Dinas Kesehatan OKU imbau masyarakat terapkan 3M plus cegah DBD

id Pola 3M plus, penyakit DBD, gigitan nyamuk, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), Dinas Kesehatan OKU

Dinas Kesehatan OKU imbau masyarakat terapkan 3M plus cegah DBD

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu (OKU), Andi Prapto. ANTARA/Edo Purmana

Baturaja (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan mengajak masyarakat di daerah itu untuk konsisten menerapkan 3M plus dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan OKU, Andi Prapto di Baturaja, Kamis mengatakan bahwa penyakit DBD akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti mengintai masyarakat apalagi saat musim penghujan seperti sekarang ini.

Jenis nyamuk pembawa penyakit menular bagi manusia ini rentan berkembang biak saat musim hujan karena banyak terdapat genangan air di sekitar rumah warga.

Oleh sebab itu, kata dia, pola 3M plus dan PHBS masih dianggap cara yang sangat ampuh untuk diterapkan guna mencegah agar penyakit DBD tidak menyebar ke manusia.

Pola 3M yang dimaksud yaitu menguras, menutup tempat penampungan air serta mengubur barang bekas untuk menutup celah agar nyamuk tidak berkembang biak.

Sedangkan, plusnya yaitu menghindari gigitan nyamuk dengan tidur menggunakan kelambu atau menyalakan obat nyamuk.

"Gerakan 3M plus dan PHBS ini terus kami kampanyekan melalui seluruh puskesmas agar masyarakat teredukasi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," tegasnya.

Selain itu, lanjut dia, seluruh puskesmas yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten OKU juga saat ini menyediakan bubuk Abate untuk masyarakat guna membunuh jentik nyamuk di rumah.

"Bubuk Abate ini disediakan untuk masyarakat yang akan diberikan secara gratis sesuai kebutuhan," ujarnya.

Andi menambahkan, berdasarkan data kasus DBD di Kabupaten OKU pada 2022 tercatat sebanyak 45 orang warga mulai dari pasien dewasa hingga anak-anak yang terpaksa dirawat di rumah sakit setempat akibat terserang penyakit tersebut.

"Meskipun tidak ada korban jiwa, namun berdasarkan data jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021 yang hanya berjumlah lima kasus DBD," ujarnya.