Jejak Bumi Indonesia Kabupaten OKU jalankan program konservasi genetik tanaman unggul

id konservasi genetik, tanaman unggul, pelestarian alam, kawasan hutan, BPDAS Musi, Jejak Bumi Indonesia

Jejak Bumi Indonesia Kabupaten OKU jalankan program konservasi genetik tanaman unggul

Jejak Bumi Indonesia melakukan pembibitan tanaman produktif untuk ditanam di lahan kritis sekitar DAS Ogan, Sabtu. (ANTARA/Edo Purmana/22)

Baturaja (ANTARA) - Lembaga lingkungan hidup Jejak Bumi Indonesia (JBI), Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menjalankan program konservasi genetik tanaman unggul lokal dalam upaya melestarikan kawasan hutan dan daerah aliran sungai (DAS) agar tetap lestari.

Pendiri JBI Kabupaten OKU, Hendra A Setyawan di Baturaja, Sabtu menerangkan bahwa program ini dijalankan di beberapa kabupaten/kota di Sumsel meliputi Kabupaten OKU Selatan, OKU, OKU Timur, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Muaraenim, Lahat, Pagaralam dan Empat Lawang.

Dalam program ini, kata dia, Jejak Bumi Indonesia berpijak pada prasasti Talang Tuo Bumi Sriwijaya untuk melestarikan DAS dan hutan di Sumsel berdasarkan kearifan lokal.

Beberapa jenis tanaman lokal yang dibudidayakan bersama masyarakat binaan JBI adalah aren, pinang, alpukat, durian, duku, manggis, jengkol, petai, bambu, pala, jernang dan lainnya.

"Dalam program ini kami membangun demplot sebagai sarana edukasi, juga dengan pola integrasi farming di kebun entres yang sudah dibentuk di beberapa desa di wilayah Sumsel tersebut," katanya.

Kebun entres itu sendiri, kata dia, merupakan salah satu sarana yang dibangun untuk pembibitan sekaligus pembinaan terhadap petani hutan yang tidak lain adalah anggota masyarakat sekitar hutan itu sendiri.

"Alhamdulillah dalam program ini JBI mendapat dukungan penuh dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Musi Provinsi Sumatera Selatan guna memperbaiki kualitas tanaman dengan entres unggul," katanya.

Hendra pun berharap penuh adanya ketegasan terhadap tanaman kehutanan yang dapat disertifikasi oleh Kementerian Kehutanan RI agar tidak terjadi tumpang tindih.

Pemerintah daerah maupun di pusat diharapkan mengatur regulasi pembangunan agroforestri dalam menjaga hutan agar tetap lestari sehingga mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di Sumatera Selatan.

"JBI sendiri saat ini telah membangun demplot sebagai sarana edukasi dan percontohan melalui kebun demplot yang sudah dibentuk di 35 titik wilayah di Sumsel," ujar Hendra.