Pemprov Sumsel siapkan bantuan tanggap darurat bencana hidrometeorologi

id Bantuan bencana,Dinas Sosial Sumsel,BPBD Sumsel,Hidrometeorologi

Pemprov Sumsel siapkan bantuan tanggap darurat bencana hidrometeorologi

Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan Mirwansyah saat dikonfirmasi wartawan di Palembang, Jumat (2/12/2022), terkait kesiap siagaan bantuan tanggap darurat bencana hidrometeorologi. (ANTARA/M Riezko Bima Elko P)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyiapkan bantuan tanggap darurat menghadapi bencana hidrometeorologi yang diprakirakan berpotensi meningkat selama Desember 2022 hingga triwulan pertama Tahun 2023.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel Mirwansyah di Palembang, Jumat, mengatakan bantuan tanggap darurat berupa bahan makanan dan sejumlah barang yang dibutuhkan korban bencana.

Adapun bantuan itu di antaranya disiapkan sebanyak 200 ton beras digudang penyimpanan provinsi, 100 ton beras kabupaten/kota, makanan instan, obat-obatan, hingga logistik berupa matras dan tenda darurat.

“Logistik bantuan ini disiapkan dari Dinas Sosial dan BPBD sebagai pos cadangan pemerintah dalam jumlah yang cukup,” ujarnya.

Dia menjelaskan penyaluran bantuan tersebut dilakukan menyesuaikan kebutuhan dan jumlah korban terdampak bencana hidrometeorologi.

Seperti misalnya bencana hidrometeorologi banjir dan puting beliung yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan pada November lalu, dengan jumlah 600 keluarga terdampak.

Pemerintah provinsi melalui Dinas Sosial dan BPBD menyalurkan di antaranya bantuan beras 2,5 ton, makanan siap saji 450 paket, makanan anak 200 paket ke daerah setempat.

“Atau perhitungannya 14 hari tanggap darurat hari pertama, kalau itu selesai tanggap darurat kita tutup. Tapi kalau kondisinya masih belum kondusif atau belum selesai kita perpanjang sampai 30 hari,” imbuhnya.

Selain itu, pihaknya menyiagakan 1.000 orang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) tersebar di setiap kabupaten kota yang sewaktu-waktu bisa diturunkan ke lokasi bencana.

Ia mengatakan dalam peta pelaksanaan tanggap darurat bencana yang paling penting penyelamatan orang kemudian penanggulangan.

“Dari semua ini tentu kita tidak ingin terjadi bencana. Tapi bersiaga itu penting. Maka dari semua ini insyallah korban tidak akan mengalami kelaparan dampak bencana,” katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meminta semua pihak mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi basah akibat curah hujan tinggi dampak curah hujan tahunan di sebagian wilayah Indonesia diprakirakan melebihi batas normal pada 2023.

Berdasarkan Climate Outlook 2023 yang diterbitkan BMKG, wilayah yang diprakirakan menghadapi curah hujan tahunan cukup tinggi, lebih dari 2.500 milimeter per tahun, antara lain Sumatra, utamanya sekitar Pegunungan Bukit Barisan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Sumatera Selatan. Curah hujan yang melebihi batas normal dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Maka dari situ, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menetapkan tujuh kabupaten-kota berstatus waspada bencana hidrometeorologi sebab daerah ini diprakirakan bakal mengalami hujan intensitas tinggi puncaknya pada Desember hingga triwulan pertama 2023.

Ketujuh kabupaten-kota tersebut, Kota Palembang (Kecamatan Bukit Kecil, Gandus, Ilir Barat 1, Ilir Barat II, Ilir Timur 1, Ilir Timur II, Kalidoni, Kertapati, Plaju, Seberang Ulu 1, Seberang Ulu 2). Kabupaten Banyuasin (Air Kumbang, Air Salek, Mekarti Jaya, Muara Padang, Muara Telang, Sumber Marga Telang). Kabupaten Muara Enim (Lawang Kidul, Lubai, Lubai Ulu, Semendo Darat, Semendo Tengan, Tanjung Agung).

Kabupaten Ogan Komering Ulu (Baturaja Barat, Baturaja Timur, Lengkit, Lubuk Batang, Muara Jaya, Pengandonan, Semidang Aji, Sosoh Buai Rayap, Ulu Ogan), Ogan Komering Ilir (Air Sugihan), Kabupaten Musi Rawas (Selangit), dan Kota Pagaralam (Tanjung Tebat).

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (BPR Ranau Tengah, Buay Runjung, Kisam Tinggi, Mekakau Ilir, Runjung Agung, Sindang Danau), dan Kabupaten Lahat (Kota Agung, Merapi Selatan, Mulak Ulu, Pagar Gunung, Pulau Pinang).