Dolar AS melonjak setelah sikap Fed yang "hawkish"

id Dolar AS,the fed,suku bunga amerika,inflasi negara,berita berita sumsel, berita palembang, antara palembang

Dolar AS melonjak setelah sikap Fed yang "hawkish"

Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aa.

New York (ANTARA) - Dolar AS melonjak terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Federal Reserve menyetujui kenaikan suku bunga besar lainnya dan mengisyaratkan lebih banyak kenaikan yang akan datang.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, terangkat 1,4 persen menjadi 112,9260.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 0,9755 dolar AS dari 0,9888 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,1165 dolar AS dari 1,1476 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 148,24 yen Jepang, lebih tinggi dari 146,96 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0124 franc Swiss dari 0,9983 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3725 dolar Kanada dari 1,3648 dolar Kanada.

The Fed pada Rabu (2/11/2022) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk pertemuan keempat berturut-turut, menetapkan kisaran target suku bunga dana federal antara 3,75 persen dan 4,00 persen.

Dalam konferensi persnya tak lama setelah keputusan suku bunga, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan "sangat prematur" untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga dan menyatakan bahwa tingkat suku bunga mungkin lebih tinggi dari yang diperkirakan semula.

Juan Perez, direktur perdagangan di Monex USA di Washington, mengatakan dominasi dolar akan berlanjut "karena pemikiran tentang resesi meningkat untuk ekonomi global, yang akan mendorong lebih banyak pelarian menuju mata uang aman dolar."

Pasar berjangka pada Kamis (3/11/2022) telah memperkirakan tingkat suku bunga AS mencapai puncak di 5,15 persen pada pertemuan Juni tahun 2023, yang naik dari sekitar 4,9 persen yang awalnya diharapkan pada Mei.

Sementara itu, sterling jatuh setelah bank sentral Inggris (BoE) menaikkan suku bunga acuannya tetapi memperingatkan " pandangan yang sangat menantang."

BoE mengangkat suku bunga Inggris menjadi 3,00 persen dari 2,25 persen dalam kenaikan tunggal terbesar sejak 1989, karena memerangi kekuatan kembar dari ekonomi yang melambat dan inflasi yang panas.

Bank sentral memperkirakan inflasi akan mencapai level tertinggi 40 tahun 11 persen selama kuartal saat ini, tetapi mendorong kembali ekspektasi untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut. Bank mengatakan Inggris telah memasuki resesi yang berpotensi berlangsung dua tahun, lebih lama daripada selama krisis keuangan 2008-09.