Sumsel desak kabupaten/kota akselerasi penurunan stunting

id stunting,pemprov sumsel,wagub sumsel,angka stunting,gagal tumbuh,bkkbn

Sumsel desak kabupaten/kota akselerasi penurunan stunting

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya. (ANTARA/HO-Pemprov Sumsel)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendesak pemerintahan di kabupaten/kota mengakselerasi upaya-upaya penurunan angka stunting (gagal tumbuh) pada anak karena wilayahnya masuk kategori prevalensi tinggi.

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya di Palembang, Kamis, mengatakan melalui percepatan itu Pemprov Sumsel berharap daerahnya dapat berkontribusi dalam pencapaian target nasional yakni penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada 2024.

“Setiap kabupaten/kota saat ini sudah memiliki tim khusus untuk penanganan stunting, kami minta tim ini bekerja optimal dan konsisten,” kata Mawardi dalam acara Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sumsel di Palembang, Kamis.

Ia mengatakan tim penurunan angka stunting tingkat kabupaten/kota diharapkan menjalankan strategi jitu dalam menyentuh masyarakat.

Baca juga: Desa Tugumulyo jadi percontohan pencegahan stunting di OKU Timur

Organisasi Perangkat Daerah terkait juga diminta tak segan-segan dalam mengalokasikan anggaran untuk penanganan stunting ini karena sudah masuk program prioritas nasional.

"Tentu kegiatan ini tidak bisa sukses jika tidak ada kerja sama dan sinergi semua pihak yang terkait," katanya.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumsel, Mediharyanto mengatakan
berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.

Pemerintah pusat sudah memberikan arahan ke BKKBN terkait penanganan stunting ini untuk lebih fokus pada keluarga muda.

“Ini berkaitan dengan 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yang mana masa selama 270 hari dalam kandungan sampai dengan anak berusia 2 tahun menjadi penentu tumbuh kembang anak,” kata dia.

Baca juga: Sumsel optimalkan Satgas TPK tekan kasus stunting
Berkaitan dengan hal tersebut, BKKBN mendapatkan mandat baru yaitu menurunkan angka stunting di Indonesia dari 27,67 persen pada tahun 2019 menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Jika dilihat dari hasil laporan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, angka stunting di Indonesia sudah menurun menjadi 24,40 persen.

Provinsi Sumatera Selatan termasuk salah satu dari 17 provinsi dalam kategori dengan angka prevalensi stunting tinggi yaitu dengan angka prevalensi balita stunting adalah 24,8 persen (standar 20 - < 30 persen) sehingga perlu kerja keras untuk menurunkannya.*



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sumsel desak kabupaten/kota akselerasi upaya penurunan stunting