Pasca-Idul Adha, harga cabai merah di OKU Sumsel masih bertahan tinggi Rp120.000/Kg

id Cabai merah, lonjakan harga, pedagang Pasar Atas Baturaja,harga cabai,cabai merah,harga cabai merah di baturaja,info bisnis cabai,pasar tradisional ba

Pasca-Idul Adha, harga cabai merah di OKU Sumsel masih bertahan tinggi Rp120.000/Kg

Harga cabai merah keriting di pasar tradisional Kota Baturaja masih bertahan Rp120.000/Kg setelah hari raya Idul Adha 1443 Hijriyah, Senin. (ANTARA/HO/22)

Berdasarkan pengawasan kami, kenaikkan harga memang terjadi dari agen pemasok cabai di luar daerah, bukan akal-akalan pedagang untuk mencari keuntungan tinggi
Baturaja (ANTARA) - Harga cabai merah keriting di pasar tradisional Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, sepekan setelah Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah masih bertahan tinggi senilai Rp120.000 per kilogram (Kg). "Sudah satu Minggu pasca Lebaran harga cabai merah keriting tidak bergerak turun masih sama diangka Rp120.000/Kg seperti pada H-3 Idul Adha," kata Dona, salah seorang pedagang cabai di Pasar Atas Baturaja ibu Kota Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Senin.

Tingginya harga bumbu dapur itu disebabkan karena pengiriman cabai dari sentra produksi di Jawa sangat terbatas dan juga disebabkan banyak petani di daerah itu mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem.

"Secara otomatis stok cabai di Baturaja juga sangat terbatas sehingga harganya masih mahal. Kalau harga normal paling sekitar Rp50.000/Kg," katanya.

Baca juga: Harga cabai di Palembang melambung Rp120.000 per kilogram

Kondisi tersebut dikeluhkan pedagang karena berdampak pada daya beli masyarakat yang turun drastis lebih dari 50 persen dari biasanya.

Sejak harga meroket masyarakat hanya membeli dalam jumlah sedikit untuk kebutuhan dapur, bahkan tak jarang cabai yang dijual pedagang tidak laku hingga membusuk.

"Banyak pedagang merugi dan beralih menjual sayur mayur karena sedikit sekali masyarakat membeli cabai. Kalau saya sendiri cabai laku terjual paling 5-10 Kg per hari sejak harga mahal," ujarnya.

Sementara itu, Pengawas Kemetrologian Disperindag OKU, Octa Liyandi secara terpisah mengatakan terkait tingginya harga cabai merah itu pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena terjadi hampir di setiap daerah di Sumatera Selatan.

"Berdasarkan pengawasan kami, kenaikkan harga memang terjadi dari agen pemasok cabai di luar daerah, bukan akal-akalan pedagang untuk mencari keuntungan tinggi," katanya.

Menurut dia, faktor cuaca ekstrem masih menjadi pemicu utama lonjakan harga cabai karena banyak petani yang merugi akibat gagal panen.

"Terkait lonjakan harga cabai ini kami tidak dapat berbuat banyak. Namun, pengawasan tetap kami lakukan untuk mengantisipasi cabai langkah di pasar Kota Baturaja," kata dia.
Baca juga: Sumsel dorong pengembangan kluster cabai penuhi kebutuhan
Baca juga: BI Sumsel perkuat kordinasi TPID respons kenaikan harga cabai