Mendikbudristek: PMM dorong pemulihan Indonesia dari pandemi COVID-19

id Nadiem Anwar Makarim, peserta PMM, pertukaran mahasiswa merdeka

Mendikbudristek: PMM dorong  pemulihan Indonesia dari pandemi COVID-19

Tangkapan layar - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Jumat (1/4/2022). ANTARA/Indriani/am.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan mahasiswa yang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) mendorong pemulihan Indonesia dari pandemi COVID-19 menuju masa depan yang lebih baik.

"Mahasiswa yang mengikuti program ini akan ditantang menjadi pemimpin bagi diri sendiri, untuk mengambil keputusan yang bijak, belajar kolaborasi, gotong-royong, dan mencintai keragaman. Semua ini akan dialami kalian saat menjalani PMM," ujar Mendikbudristek dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

PMM merupakan salah satu program unggulan dari Ditjen Diktiristek yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan perguruan tinggi asal.

Mahasiswa PMM angkatan kedua akan melaksanakan proses pembelajaran dalam kebinekaan untuk semester 3, 5, atau 7 di perguruan tinggi yang berada di klaster pulau berbeda dari perguruan tinggi pengirim dan domisili asalnya.

Melalui pembelajaran itu, kata Nadiem, akan tercipta ruang jumpa yang dinamis antara mahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi melalui kegiatan akademik dan non-akademik tentang keberagaman budaya wilayah setempat.

“Ruang jumpa ini merupakan salah satu ciri khas PMM 2. Saya yakin adik-adik mahasiswa yang ikut program adalah para pelajar Pancasila, para calon pemimpin yang akan mendorong pemulihan dari pandemi, lalu membawa Indonesia melompat ke masa depan,” terang dia.

Pentingnya belajar di luar kampus ditekankan oleh Mendikbudristek sebagai suatu hak bagi mahasiswa. Oleh karena itu, ia meminta pimpinan perguruan tinggi untuk memfasilitasi mahasiswanya mengikuti program-program MBKM termasuk PMM 2 agar mahasiswa Indonesia mendapatkan pengetahuan yang relevan yang akan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan.

Nadiem meyakini peluang tersebut dapat melatih keterampilan kepemimpinan, karena di lokasi penempatan, mahasiswa akan bertemu dengan lingkungan dan budaya baru, berkenalan dengan teman-teman baru, serta berhadapan dengan tantangan-tantangan baru. Di sinilah ketangguhan para mahasiswa akan diuji.

Selain itu, seorang pemimpin juga harus bisa berkolaborasi dan bergotong royong, menghargai perbedaan, dan mencintai keragaman yang ada di masyarakat. Hal-hal ini akan dihadapi oleh para peserta ketika menjalani kuliah di luar daerah asal, dan para mahasiswa akan menjadi penebar nilai-nilai toleransi dan kebersamaan yang menguatkan semangat kebinekaan global.

Selain ruang jumpa yang dinamis, ciri khas PMM 2 lainnya adalah kegiatan Modul Nusantara yang memiliki nilai bobot empat sistem kredit semester (SKS). Kegiatan tersebut akan memberikan pengalaman kebinekaan yang dikemas dalam beberapa kegiatan khusus.

Kegiatan dalam Modul Nusantara terdiri atas kebinekaan, yaitu aktivitas eksplorasi keanekaragaman budaya, agama, dan sejarah di kawasan perguruan tinggi penerima, inspirasi yang diselenggarakan untuk menggali inspirasi dari figur-figur inspirasi daerah, refleksi melalui diskusi, gelar wicara (talk show), dokumentasi, dan tulisan, serta kontribusi sosial yang dilakukan dengan beragam aktivitas.