Kasus COVID-19 varian Omicron belum ditemukan di Sumsel

id omicron,omicron sumsel,covid-19,vaksinasi,vaksin anak,vaksin lansia,sumsel,info sumsel,epidemiolog

Kasus COVID-19 varian Omicron belum ditemukan di Sumsel

Siswa mengikuti vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun di SD Negeri 2 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz

Palembang (ANTARA) - Kasus COVID-19 varian Omicron belum ditemukan di Sumatera Selatan berdasarkan hasil sampel yang dikirimkan Dinas Kesehatan pusat laboratorium Kementerian Kesehatan.

“Sampai saat ini belum ada (kasus Omicron),” kata Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel Yusri di Palembang, Sabtu.

Pemprov Sumsel akan mempublikasikan jika sudah ada kasus Omicron yang terkonfirmasi demi peningkatan kewaspadaan masyarakat.

Walau belum ada kasus hingga saat ini di Sumsel, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak mengendurkan protokol kesehatan COVID-19.

Selain itu, setiap kabupaten/kota juga diharapkan menggencarkan kegiatan vaksinasi untuk meningkatkan cakupan hingga 100 persen, baik dosis pertama dan dosis kedua.

Sejauh ini per 21 Januari 2022, untuk cakupan vaksin lansia sudah mencapai 66,79 persen untuk dosis 1, dan 36,22 persen dosis 2 dari total sasaran 597.071 jiwa.

Untuk vaksin anak 6-11 tahun sudah mencapai 48,01 persen untuk dosis 1 dari total sasaran 899.622 jiwa.

Sementara untuk vaksin secara keseluruhan (tenaga kesehatan, pelayanan publik, lansia, masyarakat rentan dan umum, remaja, anak-anak dan gotong royong) mencapai 85,90 persen untuk dosis 1 dan 49,23 persen untuk dosis 2 dari total sasaran 6,3 juta jiwa.

“Saat ini kami terus menggencarkan cakupan vaksin lansia, anak-anak, dan booster,” kata Yusri.

Epidemiolog dari Universitas Sriwijaya Iche Andriany Liberty mengatakan cakupan vaksin 100 persen itu harus dikejar setiap kabupaten/kota di Sumsel untuk menghalau COVID-19.

Bukan hanya untuk vaksin primer (dosis 1 dan dosis 2), tapi juga vaksin penguat (booster), kata dia.

“Kita tidak tahu tingkat imun seseorang setelah divaksin, apalagi vaksin dilakukan dengan waktu yang tidak serentak. Bisa jadi yang dilakukan di awal-awal, sudah menurun imunnya, jadi perlu ada booster,” kata Iche.

Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara yang memiliki kasus varian Omicron terbanyak se-Asia Tenggara.

Pada Sabtu ini, Indonesia memiliki 3.205 kasus baru COVID-19, yang disertai 627 pasien sembuh dan lima orang meninggal akibat terpapar COVID-19.

Kenaikan kasus baru itu merupakan implikasi dari peningkatan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia. Sejak 15 Desember 2021 hingga saat ini secara kumulatif tercatat
1.161 kasus konfirmasi Omicron ditemukan di Tanah Air.