Sumsel dirikan "Kampung Buah" di Palembang genjot pertanian holtikultura

id bibit,bibit tanaman,pisang carvendish,holtikultura,sumsel,kebun buah,kebun buah sumsel,buah,komoditas

Sumsel dirikan "Kampung Buah" di Palembang genjot pertanian holtikultura

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melihat bibit tanaman holtikultura yang dikembangkan di Laboratorium Kultur Jaringan PT GMZ Biomega Utama di Palembang, Kamis (20/2/22). (ANTARA/Dolly Rosana)

Kampung Buah ini bisa dibuat di kawasan Kenten dan Gandus Kota Palembang. Yang penting ini menjadi kluster buah yang bisa menjadi percontohan bagi masyarakat
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyiapkan lahan 10 Hektare untuk mendirikan Kampung Buah di Palembang yang bakal menjadi lokasi percontohan bagi masyarakat dalam bertanam tanaman jenis holtikultura.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, lokasi kebun buah itu akan tersebar di sejumlah titik Kota Palembang sehingga dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sektor pertanian.

“Kampung Buah ini bisa dibuat di kawasan Kenten dan Gandus Kota Palembang. Yang penting ini menjadi kluster buah yang bisa menjadi percontohan bagi masyarakat,” kata Herman Deru setelah mengunjungi Laboratorium Kultur Jaringan milik PT GMZ Biomega Utama di Palembang, Kamis.

Demi suksesnya Kampung Buah itu, Deru menekankan pentingnya menggunakan bibit berkualitas. Untuk itu, Pemprov akan mengandeng PT GMZ Biomega Utama sebagai distributor bibit holtikultura yang dikembangkan melalui sistem kultur jaringan.

Selain memastikan bibitnya, Pemprov juga akan memastikan hasil produksi dari Kebun Buah itu memiliki pembeli (offtaker) sehingga ada jaminan keberlanjutan dari kegiatan tersebut.

“Tentunya kami butuh swasta di sini, jangan sampai buah-buahan ini seperti komoditas karet yang tak terkontrol penanamannya sehingga kelebihan suplai,” kata dia.

Sementara itu, Direktur PT GMZ Biomega Utama Andrew Gomez mengatakan dirinya mengembangkan usaha pembibitan tanaman holtikultura ini untuk memberikan pilihan bagi masyarakat dalam berusaha di bidang pertanian.

Sumsel selama ini lebih dikenal dengan perkebunan karet dan sawitnya, padahal ada potensi lain yang tak kalah menguntungkan yakni perkebunan holtikultura.

Namun, untuk menanam buah-buahan tidak bisa dilakukan asal-asalan karena daerah-daerah di Jawa sudah sejak lama menggunakan bibit unggul yang berasal dari sistem kultur jaringan.

“Kami siap menyuplai bibit-bibit berkualitas di Kampung Buah, ini juga bentuk dukungan kami atas program Kementan yang menargetkan ada tambahan 1.000 kebun holtikultura di seluruh Indonesia,” kata Gomez.

Sejauh ini Laboratorium PT GMZ Biomega Utama telah mengembangkan beragam jenis bibit tanaman holtikultura, diantaranya, pisang carvendish siger, pisang carvendish grine nine, pisang kepok, pisang barangan, pisang ambon, pisang kuning. Selain itu juga mengembangkan beragam jenis tanaman nanas.

Menurutnya prospek bisnis ini menjanjikan di masa datang karena tingkat konsumsi masyarakat Kota Palembang terhadap buah-buahan terus meningkat setiap tahun, salah satunya pisang carvendish yang memiliki kandungan gizi lebih baik dibandingkan jenis pisang lain.

Perusahaan juga bekerja sama dengan SMK Perkebunan Sumbawa di Banyuasin, Sumsel, untuk memperkenalkan kultur jaringan ke siswa-siswi di sekolah tersebut agar masyarakat lebih familier terhadap pola pembibitan ini.


Kultur Jaringan

Superviser Laboratorium PT GMZ Biomega Utama Wulandari mengatakan kultur jaringan sejauh ini dinilai unggul dalam menghasilkan bibit karena diawali dengan memilih indukan terbaik sebelum dilakukan pemassalan.
 
Bibit pisang carvendish yang dikembangkan di Laboratorium Kultur Jaringan PT GMZ di Palembang, Kamis (20/2/22). (ANTARA/Dolly Rosana)


Proses pemassalan bibit ini dilakukan di laboratorium sehingga dipastikan anakan tanaman dalam kondisi steril (terbebas dari hama dan penyakit). Karena media tanam dapat dilakukan di dalam botol, maka dipastikan lebih menghemat tempat.

Bibit yang dihasilkan dipastikan berkualitas merata, dan juga bisa dilakukan rekayasa genetika seperti menghasilkan bibit tanaman pisang yang dapat berbuah secara langsung tanpa harus berjantung terlebih dahulu.

Berbeda jika pembibitan dilakukan secara alami, karena bibit yang dihasilkan bisa saja berkualitas tak merata meski berasal dari induk yang sama, mulai dari ukuran batang hingga kualitas buah.

Penanaman bibit ini pun relatif mudah karena setelah anakan di dalam botol itu tumbuh daun dan akar maka dapat langsung dipindahkan ke polybag, untuk kemudian ditanam di media tanah.

"Sejauh ini kami bisa memproduksi ribuan bibit tanaman holtikultura, tapi yang kini banyak peminat untuk jenis pisang carvendish karena ada yang mau buka kebun," kata Wulandari.