Sumsel dapat tambahan 289.200 dosis CoronaVac untuk vaksin anak 6-11 tahun

id vaksin,vaksin anak,vaksin anak 6-11 tahun,sumsel,vaksin coronavac,vaksin covid,vaksin corona,vaksin covid-19,vaksinasi

Sumsel dapat tambahan 289.200 dosis CoronaVac untuk vaksin anak 6-11 tahun

Siswi SD Negeri 2 Palembang divaksin COVID-19, Jumat (14/1/22). (ANTARA/Dolly Rosana)

Bisa dikatakan dari total 341 orang anak itu, ada 10 persen yang sudah divaksin secara mandiri, dan sisanya memang mengirimkan surat tidak menyetujui untuk divaksin
Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan tambahan vaksin COVID-19 jenis CoronaVac sebanyak 289.200 dosis dari Kementerian Kesehatan untuk memvaksinasi anak usia 6-11 tahun dengan total sasaran 899.622 anak.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy mengatakan, pihaknya telah menerima surat pemberitahuan dari Kemenkes terkait kedatangan vaksin tersebut dalam waktu dekat.

“Berdasarkan surat yang kami terima pada 7 Januari lalu, bakal ada tambahan vaksin khusus untuk vaksinasi anak,” kata Lesty yang dijumpai di sela-sela acara Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Belanja Daerah 2021 di Palembang, Jumat.

Vaksin CoronaVac merupakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi asal Tiongkok, Sinovac Biotech.

Ia mengatakan sembari menanti kedatangan vaksin tersebut, kegiatan vaksin anak tetap bisa dilakukan di Sumsel menggunakan stok yang tersedia yakni vaksin ConoraVac dan vaksin COVID-19 Bio Farma.

Kedua vaksin ini telah mendapatkan persetujuan Izin Penggunaan Darurat (EUA) untuk digunakan pada anak usia 6-11 tahun.

Baca juga: Kabupaten OKU targetkan vaksinasi anak rampung pada Maret 2022

Berdasarkan ketentuan, vaksinasi untuk anak-anak dilakukan secara intramuskuar atau injeksi ke dalam otot tubuh di bagian lengan atas.

Suntikan diberikan sebanyak dua kali dengan dosis 0,5 mili dalam interval minimal 28 hari.

Sebelum dilakukan penyuntikan vaksin, harus melalui skrining dengan format standar oleh petugas vaksinasi.

Sejauh ini, pemerintah memperbolehkan kegiatan vaksinasi anak dilakukan Puskesmas, rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan lain, hingga pos-pos pelayanan vaksinasi dan sentra vaksinasi.

Namun, Lesty menyarankan lebih baik dilaksanakan di sekolah agar dapat diketahui anak yang sudah divaksin dan yang belum divaksin.

“Saat ini masih ada yang tidak setuju anaknya divaksin. Ini butuh upaya bersama untuk menyosialisasikan ke para orangtua bahwa vaksin anak itu penting. Karena Anak bisa juga terpapar COVID-19,” kata Lesty.

Baca juga: Anak tak perlu minum paracetamol jika tak demam usai vaksin

Pantauan ANTARA di SD Negeri 2 Palembang, Jumat pagi, dari total 683 orang siswa di sekolah tersebut, hanya 341 siswa yang sudah memberikan persetujuan untuk divaksin COVID-19.

Kepala Sekolah SN Negeri 2 Palembang Emilya mengatakan dirinya tidak mengetahui secara pasti mengenai alasan para orang tua melarang anaknya untuk divaksin, karena dalam surat pernyataan yang diterima pihak sekolah (jawaban dari orangtua) hanya berupa keterangan setuju atau tidak setuju.

“Bisa dikatakan dari total 341 orang anak itu, ada 10 persen yang sudah divaksin secara mandiri, dan sisanya memang mengirimkan surat tidak menyetujui untuk divaksin,” kata Emilya.

Sementara itu, sejak mulai digencarkan pada pekan ini, realisasi vaksin anak di 17 kabupaten/kota di Sumsel mencapai 16,34 persen dari total sasaran 899.622 orang.

Realisasi tertinggi dilakukan Kabupaten Empat Lawang dengan 15.776 orang atau 53,18 persen dari total sasaran, dan OKU Timur 32.530 orang atau 49,06 dari total sasaran, Prabumulih 10.607 orang atau 46,73 persen dari total sasaran.

Sedangkan total realisasi vaksinasi di Sumsel secara keseluruhan telah mencapai 80,52 persen untuk dosis 1 dan 46,35 persen untuk dosis 2 dari total sasaran mencapai 5.075.104 jiwa.

Baca juga: Kilang Pertamina-Polda Sumsel gelar vaksin anak