Pantauan di hutan wisata Punti Kayu Palembang, Sabtu, tampak lapangan parkir di penuhi angkutan umum jenis bus dan mobil pribadi dari berbagai daerah.
Untuk mengantisipasi penularan COVID-19 petugas objek wisata tersebut menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat seperti wajib memakai masker mulai dari pintu masuk gerbang dan selama berada di lokasi.
Salah seorang pengunjung Adelia mengatakan pada libur tahun baru ini dia kedatangan tamu dari Lampung dan meminta didampingi ke objek wisata ini.
Punti Kayu yang merupakan kawasan hutan pinus di tengah kota cukup dikenal dan memiliki daya tarik untuk dikunjungi.
Selain bisa menikmati suasana hutan di bawah rindangnya pohon pinus, pengunjung juga bisa melihat koleksi aneka jenis satwa, berbagai wahana dan memanfaatkan area foto dengan latar belakang miniatur ikon objek wisata negara Eropa seperti menara
eiffel Paris dan kincir angin Belanda, ujar pengunjung.
Sementara sebelumnya Manajer Punti Kayu Palembang, Raden Azka menjelaskan bahwa objek wisata yang dikelolanya sangat mematuhi aturan antisipasi penularan COVID-19.
"Saat kondisi terjadi lonjakan kasus COVID-19, tempat wisatanya mengikuti aturan pemerintah tutup beberapa bulan, dan dibuka kembali sejak akhir Agustus 2021 setelah pemberlakuan PPKM level 3," ujarnya.
Untuk menjaga kondisi penularan virus Corona bisa terus diminimalkan dan objek wisata ini tetap diizinkan buka untuk umum, pihaknya membatasi jumlah pengunjung yang masuk ke area wisata dan membatasi waktu kunjungan sesuai ketentuan.
Dia menjelaskan, dalam kawasan hutan wisata yang luasnya sekitar 50 hektare itu, pengunjung bisa menikmati pemandangan hutan pinus dan aneka satwa di dalamnya.
Tiket masuk ke objek wisata alam yang dilengkapi dengan berbagai wahana dan area foto tersebut Rp25.000 per orang pada Senin hingga Jumat serta Rp30.000 per orang pada Sabtu, Minggu, dan hari libur.
Wahana yang ada di hutan wisata itu antara lain taman kupu-kupu, zona satwa, dan tempat bermain. Pengelola taman wisata juga menyediakan area berfoto dengan latar rumah pohon, menara eiffel, dan kincir angin, kata Raden Azka.
