BI: Perlu jaga ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi

id bank indonesia,bi,ekspetasi ekonomi,ekonomi masyarakat,inflasi,angka inflasi

BI: Perlu jaga ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan (ANTARA/Dolly Rosana/21)

Perlu disampaikan ke masyarakat bahwa kebutuhan pokok tersedia dan aman, jadi beli sesuai kebutuhan saja. Tidak usah menyetok
Palembang (ANTARA) - Bank Indonesia mengingatkan semua pihak untuk menjaga ekspektasi (prakiraan) masyarakat terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang demi terjaganya angka inflasi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo di Palembang, Kamis, mengatakan, saat ini ekspektasi masyarakat menunjukkan tren positif setelah sempat terpuruk akibat adanya pandemi.

Kondisi psikologis yang baik itu hendaknya terus dijaga karena sejatinya ancaman COVID-19 masih ada, bahkan menguat kembali sejak adanya varian baru Omicron.

“Terutama menjelang akhir tahun ini, ekspektasi masyarakat sangat perlu dijaga,” kata dia.

Jika masyarakat sampai berlebih-lebihan dalam berbelanja memanfaatkan momen Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 maka akan memacu terjadinya inflasi.

Untuk itu, BI selaku Koordinator Tim Pengendalian Inflasi Daerah mengingatkan semua pihak terkait untuk menjaga kelancaran pasokan kebutuhan pokok.

“Perlu disampaikan ke masyarakat bahwa kebutuhan pokok tersedia dan aman, jadi beli sesuai kebutuhan saja. Tidak usah menyetok,” kata dia.

Sejauh ini angka inflasi Provinsi Sumatera Selatan terbilang terkendali yakni 0,4 persen (month-to month), 0,98 persen (year to year) dan 1,4 persen (year to date).

Berdasarkan survei BI beberapa waktu lalu, inflasi tahun 2021 diperkirakan akan bias ke bawah yakni di kisaran 2,0 persen.
Walau saat ini angka inflasi di Sumsel masih terkendali, Hari tidak menyangkal bahwa pelemahan konsumsi rumah tangga masih terjadi. Apakah ini akan berlanjut pada momen Natal dan Tahun Baru ini, ia tidak dapat memastikan.

Konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebanyak 65 persen dalam pembentukan PDRB Sumsel itu terpantau masih tumbuh melemah, yakni di kisaran 5,0 persen pada triwulan I dan triwulan II dan di kisaran 3,0 persen pada triwulan IV.

Ini karena sebagian besar masyarakat masih menahan tingkat konsumsinya, baik mereka yang berada pada kelompok kalangan menengah ke atas maupun menengah ke bawah.

Pada triwulan IV ini diperkirakan masih melemah karena adanya sejumlah kebijakan pemerintah terkait pembatasan kegiatan sosial masyarakat.

“Syarat pertumbuhan ekonomi itu saat ini sangat tergantung dengan kemampuan daerah untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Untuk itu, kami mengingatkan semua pihak terutama pelaku usaha untuk tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata Hari.

Berdasarkan website resmi Bank Indonesia disebutkan Survei Konsumen Bank Indonesia pada September 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi menguat, dipengaruhi oleh membaiknya mobilitas masyarakat sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas pada periode survei.

Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) [1] September 2021 yang tercatat sebesar 95,5, meningkat dari 77,3 pada bulan sebelumnya. Peningkatan IKK terjadi pada seluruh kategori pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden.

Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang terpantau menguat dan berada pada area optimis (>100). Penguatan ekspektasi konsumen didukung oleh kenaikan pada seluruh aspek pembentukannya, yaitu ekspektasi penghasilan, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dan ekspektasi kegiatan usaha.

Optimisme terhadap kondisi ekonomi mendatang ini didorong oleh perbaikan mobilitas sejalan dengan relaksasi kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat.