Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengingatkan warganya untuk arif dalam menyikapi momen Natal dan Tahun Baru dengan menahan aktivitas berkumpul karena ancaman virus corona masih mengintai.
Sekretaris Daerah Supriyono di Palembang, Selasa, mengatakan, munculnya varian baru virus corona “omicron” patut menjadi kewaspadaan bersama karena bisa saja mengubah keadaan yang sudah baik menjadi genting seperti pada Juli lalu.
Walau saat ini diberikan kelonggaran dari pemerintah tapi bukan berarti masyarakat menjadi mengendurkan kewaspadaan, kata dia.
Pemprov mengharapkan dengan penuh kesadaran warga dapat menunda berpergian ke tempat yang ramai karena virus omicron ini sudah masuk ke Indonesia melalui tiga orang WNI yang berpergian ke luar negeri. Pada Sabtu (18/12), Kemenkes merilis terdapat tiga WNI yang dikarantina karena terpapar varian baru virus corona.
Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap patuh pada protokol kesehatan dan mengikuti imbauan pemerintah.
“Jika tidak ada hal penting, tidak usah berpergian,” kata dia.
Menurutnya, semua pihak harus berkerja sama untuk mempertahankan kondisi melandainya kasus COVID-19 demi pulihnya perekonomian masyarakat.
Kasus COVID-19 di beberapa negara Eropa, Afrika dan Amerika saat ini melonjak tajam mencapai rekor tertinggi seiring dengan menyebarnya varian omicron yang memiliki daya tular lima kali lipat dari varian delta.
Sementara, varian delta pernah menggiring Indonesia ke rekor tertinggi penularan COVID-19 di bulan Mei 2021 dan Juni 2021 yang mengakibatkan tertekannya fasilitas kesehatan.
Pemerintah memprediksi arus balik WNI yang saat ini sudah berada di luar negeri atau yang akan berpergian ke luar negeri untuk memanfaatkan momen liburan Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan mencapai puncak pada pekan pertama dan kedua Januari 2022.
Kepala Bank Indonesia Hari Widodo mengatakan pemulihan ekonomi nasional (PEN) sangat tergantung dengan pengendalian terhadap COVID-19.
Saat ini tingkat konsumsi masyarakat (konsumsi rumah tangga) belum sepenuhnya pulih atau masih melemah walau ada tren meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada triwulan I/2021 dan triwulan II/2021 mengalami pertumbuhan berkisar 5,0 persen, namun pada triwulan III/2021 kembali turun menjadi 3,0 persen karena dipengaruhi adanya kebijakan pengetatan kembali aktivitas masyarakat.
“Tentunya capaian yang sudah baik diharapkan tetap terjaga, jangan sampai kita kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19. Itu menjadi syarat untuk pemulihan ekonomi nasional,” kata Hari.
Berita Terkait
Pertamina tambah sebanyak 19 ribu tabung LPG 3 kilogram di Lubuklinggau
Minggu, 24 Maret 2024 23:14 Wib
Polda Sumsel tutup 19 lokasi penyulingan ilegal di Muba
Kamis, 21 Maret 2024 18:54 Wib
BMKG deteksi 19 titik panas di Sumut
Selasa, 19 Maret 2024 15:09 Wib
BRI siapkan strategi jelang berakhirnya restrukturisasi COVID-19
Selasa, 20 Februari 2024 11:07 Wib
Guru Besar UGM: AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:19 Wib
Dinkes Sumsel temukan 28 kasus aktif COVID-19 pada Januari 2024
Rabu, 31 Januari 2024 23:24 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga bisa deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 20:44 Wib
Dewa 19 hibur warga Magelang
Selasa, 16 Januari 2024 7:15 Wib