Manggala Agni KLHK jajal perahu mesin "airboat" untuk penanganan karhutla

id Manggala agni,klhk,karhutla,hti,hutan,hutan tanam industri,ogan komering ilir

Manggala Agni KLHK jajal perahu mesin "airboat" untuk penanganan karhutla

Personel Manggala Agni menjajal airboat di kawasan konsesi milik PT Bumi Andalas Permai di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (7/12/21). (ANTARA/HO/21)

Palembang (ANTARA) - Personel brigade pengendalian kebakaran hutan dan lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manggala Agni mencoba perahu mesin “airboat” yang digunakan perusahaan hutan tanam industri di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, sebagai sarana penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Koordinator Manggala Agni Sumatera Selatan Tri Prayogi dalam kunjungannya ke Fire Base APP Sinar Mas di Sungai Baung, Selasa, mengatakan airboat ini tergolong tangguh karena dapat melintasi perairan dangkal (rawa) tanpa hambatan.

“Saat ada kayu besar melintang di air, airboat dengan mudah dapat melintas di atasnya,” katanya setelah menjajal ketangguhan airboat dalam pemantauan di konsesi PT Bumi Andalas Permai.

Menurutnya, adanya sarana transportasi berupa airboat sangat membantu pergerakan personel Regu Pemadam Kebakaran dalam kegiatan pencegahan maupun operasi pemadaman, mengingat areal kerjanya sebagian besar merupakan gambut dengan akses jalan berupa kanal-kanal.

Perahu itu mampu bergerak dengan cepat di air dangkal sekalipun, sehingga sangat cocok untuk sarana transportasi di wilayah rawa, kata Tri.

Di Sumatera Selatan, lahan gambut terluas terdapat di Kabupaten Ogan Komering dengan bentangan rawa di kabupaten ini mencapai 75 persen dari keseluruhan wilayah OKI.

Fire Operation Management Head APP Sinar Mas Region OKI Mares Prabadi menjelaskan airboat dapat diandalkan terutama di musim kemarau untuk mengakses perairan yang sulit dijangkau.

Perahu mesin ini mampu bergerak di dataran kering dengan jarak pendek 200 meter.

Airboat juga sudah teruji efektif mempermudah pergerakan RPK bahkan di malam hari untuk melakukan patroli maupun pemadaman jika terpantau titik api, di mana helikopter tidak bisa diturunkan pada waktu itu.

“Kami berharap dengan adanya moda transportasi airboat ini, upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla akan semakin maksimal,” ujar Mares.

Airboat memiliki baling-baling besar sehingga mampu melaju dengan kecepatan 80 km/ jam dan mampu bergerak di dataran kering dengan jarak sekitar 200 meter.

Data karhutla dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan sebanyak 35.231 hektare lahan terbakar pada periode Januari – Mei 2020, sementara di periode yang sama tahun 2021 telah menurun 9,13 persen.

Karhutla terjadi hampir 54 persen di lahan gambut, sementara hampir 75 persen dari luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) merupakan bentangan rawa dan 25 persen merupakan daratan.*