Milad GAM diperingati dengan doa bersama

id Aceh,GAM,perdamaian,Mou Helsinki,KPA,Milad GAM,Panglima GAM,Kemendagri,zikir

Milad GAM diperingati dengan doa bersama

Ilustrasi -Jamaah zikrullah dan warga menggelar zikir saat memperingati Milad GAM ke-39 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. ANTARA/Ampelsa

Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat Muzakir Manaf atau Mualem menginstruksikan kader dan eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memperingati milad GAM dengan doa bersama, dzikir, menyantuni anak yatim serta berziarah ke makam pejuang.

"Mualem menginstruksikan kepada jajaran KPA ban sigom (seluruh) Aceh, peringatan Milad GAM seperti biasa dengan melakukan santunan anak yatim, dzikir, doa bersama, dan ziarah ke makam para syuhada yang telah syahid berpulang kepada Allah SWT," kata Juru Bicara KPA Pusat Azhari Cagee, di Banda Aceh, Kamis.

Imbauan itu disampaikan mengingat peringatan Milad GAM 4 Desember hanya tinggal beberapa hari lagi, karena itu diinstruksikan kepada seluruh eks kombatan tetap melaksanakan kegiatan seperti biasanya.

Azhari mengatakan, tujuan memperingati 4 Desember tersebut supaya masyarakat Aceh tidak lupa terhadap sejarah. Apalagi hari itu merupakan sejarah masa lalu yang pernah terjadi, dan tentunya membekas ke dunia hingga saat ini.

"Tanggal 4 Desember suatu sejarah yang terjadi di Aceh, tidak bisa dilupakan. Wajib dikenang dan 4 Desember ini, maka kita peringati seperti biasa, doa, zikir, dan ziarah," ujarnya.

Terkait tentang pengibaran bendera yang setiap tahun dikaitkan menjelang 4 Desember, Azhari menyatakan bahwa KPA tidak menyuruh dan tidak melarang pengibaran bendera tersebut.

"Karena itu sudah menjadi bendera Aceh sesuai Qanun Nomor 3 tahun 2013. Maka KPA tidak dalam kapasitas menyuruh dan melarang. Nanti kalau menyuruh dan melarang akan dianggap itu bendera KPA. Padahal itu jelas bendera Aceh sesuai qanun," kata mantan anggota DPR Aceh itu.

Azhari menuturkan, pihak yang memiliki hak menindaklanjuti polemik bendera Aceh adalah Gubernur Aceh dan DPRA.

Maka dari itu, lanjut Azhari, secara komando pusat dan KPA wilayah Aceh Rayeuk (Aceh Besar) peringatan 4 Desember dilaksanakan dengan doa bersama dan santunan anak yatim serta pengukuhan struktur KPA Aceh Rayeuk.

Dalam kesempatan ini, Azhari juga meminta kepada pihak keamanan jika ada satu atau dua bendera yang dikibarkan oleh masyarakat Aceh hendaknya bisa mengedepankan cara-cara persuasif.

"Kepada masyarakat juga kita meminta untuk terus menjaga damai yang sudah berjalan selama 16 tahun ini," demikian Azhari Cagee.