BPBD minta 17 kabupaten dan kota di Sumsel tetapkan status siaga bencana alam

id BPBD Sumsel,saga bencana, bencana hidrometeorologi

BPBD minta 17 kabupaten dan kota di Sumsel tetapkan status siaga bencana alam

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan instruksikan siaga bencana (ANTARA/HO)

Kebencanaan kan harus cepat, harus siaga, jadi jangan tunggu-tunggu lagi
Sumatera Selatan (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan meminta BPBD di 17 kabupaten dan kota di provinsi itu segera menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi banjir dan tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Selatan Iriansyah di Palembang, Sabtu, mengatakan hal tersebut dilakukan untuk merespons kondisi cuaca yang diprakirakan mengalami peningkatan karena adanya anomali. Oleh karena itu, segera tetapkan status siaga bencana.

"Kebencanaan kan harus cepat, harus siaga, jadi jangan tunggu-tunggu lagi," kata dia.

Menurutnya, dengan ditetapkannya status siaga, setiap personel menyiagakan juga peralatan dan perlengkapan kedaruratan bencana, seperti perahu, genset, tenda darurat, tali-temali, kendaraan darat, sehingga sewaktu-waktu terjadi bencana bisa digunakan dan kondisinya prima.

"Pergerakan teknis menjadi lebih efektif dan efisien," imbuhnya.

Kesiapsiagaan ini diperkirakan dapat berlangsung lama sebagaimana rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang melaporkan hingga triwulan pertama 2022, Sumsel bakal mengalami fenomena hujan skala menengah 200-300 mm diiringi dengan angin kencang.

"Bila terjadi peningkatan lebih dari yang direkomendasikan, status naik menjadi darurat," ujarnya.

Baca juga: 632 unit rumah warga OKU terendam banjir akibat meluapnya Sungai Ogan
Baca juga: Basarnas Palembang siagakan ratusan personel atasi bencana Hidrometeorologi


Sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) Palembang telah menyiagakan ratusan personelnya di semua wilayah sub- regional di kabupaten/kota.

Kepala Basarnas Palembang Hery Marantika menambahkan para personel ditugaskan untuk melakukan pemantauan terhadap kejadian bencana yang diprakirakan meningkat hingga Maret 2022.

“Ratusan personel kami siagakan. 70 orang personel diantaranya terpusat di Palembang dan sekitarnya yang rawan terjadi bencana banjir,” kata dia.

Menurutnya, peralatan pertolongan, seperti perahu karet, kendaraan darat, oksigen selam berikut peralatan penunjang lainnya sudah dipastikan siap digunakan kapanpun. “Peralatan ini penting dalam proses evakuasi korban bila sewaktu-waktu terjadi bencana,”ujarnya.

Selain memastikan kesiapsiagaan personel dan peralatan, lanjutnya, Basarnas juga menyiagakan posko pengaduan bencana yang terkoneksi dengan pemangku kepentingan kebencanaan, seperti BPBD, Tagana atau TNI/Polri.

“Posko tersebut aktif selama 24 jam menggunakan layanan darurat dengan nomor 115,” tambahnya.

Baca juga: BMKG: Potensi bencana hidrometeorologi di Sumsel meningkat hingga Maret 2022

Ia berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaan, seperti tidak beraktivitas di tepi sungai bila tidak begitu dibutuhkan. Sebab, intensitas hujan hingga beberapa waktu ke depan diprakirakan rendah dan menengah skala 200-300 mm dengan potensi bencananya besar.

“Masyarakat harus perhatikan imbauan ini, sebab mencegah lebih baik daripada mengobati,” tandasnya.

Berdasarkan rekapitulasi dari BPBD Sumsel, selama tahun 2021, sedikitnya tercatat ada 136 kejadian dan dampak bencana hidrometeorologi, meliputi bencana banjir 17 kasus, puting beliung 17 kasus, banjir bandang lima kasus, tanah longsor 10 kasus, dan kebakaran 87 kasus.

Selain itu, rumah dengan kondisi rusak sebanyak 676 unit, rumah terendam 1.766 unit, sekolah satu unit, jembatan gantung empat unit, dan mushalla tiga unit.
Baca juga: Pemkot Palembang siapkan program antisipasi banjir musim hujan