Palembang (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara pertambangan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merealisasikan target belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2021 lebih dari 50 persen di tengah pandemi COVID-19.
Direktur Keuangan Bukit Asam Farida Thamrin mengatakan perusahaan mencatat sampai akhir kuartal III/2021 telah merealisasikan 51 persen.
“Angka ini sangat baik karena sampai dengan kuartal III/2021 masih ada problem COVID-19. Artinya, industri yang bisa merealisasikan di atas 30 persen sudah sangat baik melihat kendala yang ada saat ini,” ujar Farida secara virtual, Selasa.
Sementara untuk 2022, anggaran capex PTBA dalam proses meminta persetujuan pemegang saham.
Capex 2022 itu akan akan dibagi menjadi tiga bagian, untuk pengeluaran rutin, untuk anak usaha, dan pengembangan investasi.
Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C mengatakan perusahan menargetkan capex 2021 sebesar Rp3,84 triliun dari panduan tahun sebelumnya Rp2,77 triliun.
Peningkatan alokasi capex tersebut untuk merealisasikan rencana ekspansi bisnis untuk memacu kinerja perseroan, meningkatkan investasi dalam mengembangkan diversifikasi usaha dan hilirisasi batu bara.
Sampai saat ini, perseroan masih melanjutkan proyek PLTU Sumsel-8 yang akan mengonsumsi 5,4 juta ton batu bara per tahun dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada Maret 2022.
PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 yang berkapasitas 2x620 MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai 1,68 miliar dolar AS ini telah mencapai penyelesaian proyek sebesar 91,03 persen pada September 2021.
Kemudian, untuk perkembangan proyek gasifikasi batu bara DME juga disebut berjalan sesuai dengan rencana dan akan segera terealisasi sebagai bentuk komitmen PTBA atas terbitnya Perpres 109 tahun 2020.
Proyek Strategis Nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp30 Triliun.
Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto mengatakan dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun.
Proyek ini diharapkan bisa mengurangi impor LPG lebih dari 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan dan banyak benefit lainnya bagi Indonesia.
Kemudian, pengembangan PLTS untuk ekspansi ke sektor energi baru dan terbarukan juga mulai berjalan. Salah satunya dengan Commercial Operation Date (COD) PLTS di Bandara Soekarno Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) yang telah beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020.
Berita Terkait
Bukit Asam sediakan paket sembako murah dalam Safari Ramadhan BUMN
Kamis, 4 April 2024 12:10 Wib
Nihil kecelakaan kerja, PTBA raih penghargaan K3 tingkat provinsi
Rabu, 3 April 2024 9:27 Wib
Bukit Asam manfaatkan bekas tambang jadi pusat persemaian dan wisata
Senin, 1 April 2024 13:25 Wib
KPK umumkan penyidikan korupsi lelang proyek perawatan PLTU di Sumsel
Rabu, 20 Maret 2024 23:08 Wib
PTBA meraih ISO 50001:2018 tentang sistem manajemen energi
Selasa, 19 Maret 2024 21:20 Wib
Penderita asam lambung jangan minum teh hangat saat berbuka puasa
Rabu, 13 Maret 2024 13:19 Wib
Tidur setelah sahur dapat menyebabkan asam lambung naik
Rabu, 13 Maret 2024 12:32 Wib
Garam meja yang difortifikasi asam folat dapat cegah cacat bawaan
Rabu, 13 Maret 2024 7:48 Wib