Bukit Asam optimistis harga batu bara masih tinggi hingga 2022

id bukit asam,ptba,bumn,batu bara,harga batu bara

Bukit Asam optimistis harga batu bara masih tinggi hingga 2022

Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto. (ANTARA/HO-PTBA)

Palembang (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara tambang batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis harga batu bara masih tinggi pada 2022 karena besarnya permintaan dunia.

Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, mengatakan tren harga batu bara yang tinggi ini pun diperkirakan terjaga hingga akhir tahun.

“Jika pun ada fluktuasi, itu hanya riak-riak kecil. Namun pada 2022, diperkirakan tidak setinggi 2021," kata Suryo.

Pada tahun ini, harga batu bara melonjak lantaran meningkatnya kebutuhan energi di China dan sejumlah negara di Eropa yang menghadapi musim dingin.

Bahkan beberaap negara yang sudah berkomitmen meninggalkan batu bara sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik seperti Inggris dan Canada justru kembali lagi.

Ini karena harga batu bara yang murah membuat emas hitam ini masih menjadi pilihan.

Di sisi lain, hubungan China dan Australia yang belum pulih juga turut berpengaruh dengan kenaikan harga batu bara ini.

Masa keemasan batu bara masih berlanjut sampai tahun depan, kata dia.

Menurut Suryo, bukan hanya negara maju yang kini melirik kembali batu bara, Indonesia juga pun belum bisa lepas dari batu bara sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik.

Batu bara tetap menjadi pilihan karena berbiaya murah, yang tentunya sesuai dengan kebutuhan Indonesia yang membutuhkan energi murah untuk pembangunan.

Atas kenyataan itu, Suryo memperkirakan batu bara tetap menjadi sumber energi utama di Indonesia pada beberapa dekade ke depan.

Terkait isu lingkungan yang selalu dikaitkan dengan batu bara, saat ini sudah ditemukan teknologi di PLTU untuk mereduksi emisi karbon hingga 95 persen. Artinya, karbon yang dikeluarkan oleh PLTU sudah ramah lingkungan sehingga dapat diserap oleh tanaman.

“Saya memperkirakan batu bara ini akan dimanfaatkan sepanjang zaman, sampai akhirnya habis sendiri di alam,” kata dia.

Harga baru bara yang moroket menjadi salah satu pendorong kinerja Bukit Asam selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,77 triliun di sembilan bulan tahun ini atau per September 2021, melesat 176 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,73 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan PTBA per kuartal III-2021, laba ini membuat laba per saham perusahaan naik menjadi Rp 426 dari sebelumnya Rp155/saham.

Laba yang naik seiring dengan pendapatan yang naik 51 persen menjadi Rp19,38 triliun dari sebelumnya Rp12,85 triliun.

Kenaikan kinerja ini terjadi di tengah pemulihan ekonomi global dan nasional yang mendorong naiknya permintaan atas batu bara, disertai dengan kenaikan harga batu bara yang signifikan hingga menyentuh level 203 dolar AS per ton pada 30 September 2021.